Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah ditujukan untuk peningkatan ekspor Indonesia pada tahun 2025 pada tahun 2025 persen.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso optimis bahwa tujuan tersebut dapat dicapai, terutama dalam mendukung kebijakan strategis dan sinergi dengan bidang ekonomi.
“Tujuan ekspor kami ditetapkan oleh Pemerintah (naik) 7,1 persen. Jadi ekspor kami setidaknya lebih dari 300 miliar AS,” kata istilah Budi GPEI di 2024-2029 DPP, di Draka Departemen Perdagangan 22).
Budi menekankan perpindahan struktur ekspor Indonesia selama 15 tahun terakhir, dari dominasi bahan baku hingga produk dalam industri manufaktur, yang kini telah mencapai 78 persen dari total ekspor.
Dia juga menekankan pentingnya meningkatkan kontribusi sektor Hoch -Tech untuk ekspor.
“70 persen terakhir dari bahan baku yang kami ekspor sekarang didominasi oleh industri produksi. Di masa depan, industri harus tinggi,” tambahnya.
Selain itu, pemerintah menetapkan pengembangan perusahaan mikro, kecil dan menengah (MSME) di pasar ekspor.
“Jika UMKM ingin mengekspor, Anda harus memiliki daya saing. Produknya bagus, manajemennya bagus. Setelah itu, harus siap untuk menembus pasar ekspor,” katanya.
Budi mendukung tujuan ekspor dan mengatakan bahwa partainya melakukan tiga program utama. Pertama, keamanan pasar internal, di mana pemerintah memastikan bahwa produk asing tidak digunakan untuk pasar internal yang besar tanpa dikendalikan.
Kedua, perpanjangan pasar ekspor. Budi mengatakan pemerintah terus membuat perjanjian perdagangan internasional.
Negosiasi dengan Uni Eropa untuk UE CEPA harus diselesaikan pada kuartal pertama tahun ini, diikuti oleh kontrak dengan Peru dan Rusia.
“Kami harus memiliki banyak kontrak sehingga produk kami dapat memasuki negara -negara ini dengan lebih mudah,” katanya.
Ketiga, ekspor MSM meningkat. Menurutnya, pemerintah KKMES berhubungan dengan jaringan penjualan dan pemasaran di rumah dan di luar negeri sehingga produk mereka dapat mencapai lebih banyak konsumen global.
Karena ekspor tahun ini mencapai 2,29 %, Budi percaya bahwa 7,1 persen akan dicapai tahun depan. Menurutnya, kunci keberhasilan antara pemerintah dan bidang ekonomi semakin kuat kerja sama.
“Kami jarang bertemu kemarin, sekarang kami sering bertemu. Itu berarti sebenarnya 7.1,” kata Budi.
Selain itu, Buni menekankan bahwa keadaan wacana yang baru memperluas praktik wajib SDA menjadi 100 persen di perbankan rumah menjadi satu tahun.
“Saya pikir tidak ada masalah,” katanya, menurut agenda.
(Del/sfr)