Jakarta, CNN Indonesia –
PLN menetapkan batas maksimum untuk membeli diskon 50 persen untuk listrik hingga 20 Februari.
Token listrik yang dibeli oleh pelanggan prabayar PLN tergantung pada kapasitas pemasangan. Berikut ini adalah batas maksimum untuk membeli diskon 50 persen dari titik daya sesuai dengan jumlah daya.
Pemerintah menawarkan diskon 50 persen untuk harga listrik untuk 81,4 juta pelanggan pada periode Januari hingga 20 Februari.
Tingkat listrik 50 persen ini dinonaktifkan dari paket stimulus ekonomi dalam bentuk diskon dengan harga listrik.
Drabate tingkat elektratik 50 persen ini diberikan kepada pelanggan PLN dengan 2.200 volt amp (VA) turun.
Artinya, batas pembelian token tidak sama untuk semua pelanggan, tetapi disesuaikan dengan jumlah tenaga listrik, seperti daya 450 VA, 900 VA, dan sebagainya.
Untuk pelanggan prabayar ini, diskon 50 persen diperoleh dengan membeli token listrik selama periode yang sama.
Namun, pelanggan tidak dapat membeli simbol yang beristirahat selama periode diskon. Untuk ada batasan maksimum untuk membeli diskon listrik 50 persen berdasarkan listrik.
PLN membatasi pembelian maksimum token daya diskon 50 persen selama 720 jam. Batas maksimum untuk membeli token daya diskon 50 persen
Berikut ini menjelaskan batas maksimum untuk diskon listrik 50 persen per bulan per grup bea cukai. 1. Daya 450 VA Pembelian maksimum 720 jam Harga token listrik per kWh: Token rpinity: RP67 Diskon: RP67 Diskon: RP67.230 per bulan. 2. Daya 900 VA Pembelian maksimum 720 jam token listrik atau sesuai dengan 648 kWh: RP16.356 Diskon Listrik Maksimum: RP438.48 per bulan.
3. Daya 1.300 VA Pembelian maksimum 720 jam daya atau sesuai dengan 936 kWh tarres per kWh: rpriance soctage mudah pembelian diskon: rp676.119 per bulan.
4. Daya 2.200 VA Pembelian maksimum 720 jam daya atau sama dengan 1.584 kWh dari Actival PerWH: RP2.28 juta Diskon Daya Maksimum: RP1.14 juta per bulan.
Sebagai batas maksimum untuk membeli 50 persen diskon untuk listrik diskon untuk PLN Prabayar -customer berlaku hingga 28 Februari 2025. (FEF)