![](https://fun-eastern.com/wp-content/uploads/2025/02/apa-yang-terjadi-jika-gaza-dikuasai-as-di-bawah-trump_4aaab1e-1024x577.jpg)
Jakarta, CNN Indonesia –
Presiden AS Donald Trump secara terbuka menyatakan bahwa ia ingin membeli Palestina, Jalur Ghaza.
Trump mengatakan gas itu harus dikendalikan untuk mengembangkan gas lagi dan memastikan bahwa tidak akan ada polisi di sana.
Ketika Trump bertanya oleh pesawat Angkatan Udara pada hari Minggu (9/2), Trump berkata, “Kami mencoba menangkap ibunya dan menjamin bahwa jaminan tidak akan kembali. Tidak ada yang bisa kembali ke sana.”
Wacana bensin Amerika baru -baru ini menggemakan Trump. Trump mengira dia ingin mengganti gas “Sungai Timur Tengah”, yang menyediakan banyak pekerjaan dan rumah bagi “orang -orang di seluruh dunia”.
Negara -negara dunia telah secara luas mengkritik gagasan tersebut karena melanggar hukum internasional.
Palestina sendiri menolak rencana Trump. Trump tidak hanya mengendalikan gas, tetapi juga untuk menghilangkan orang -orang Palestina dari sana.
Trump mengatakan bahwa tanah itu dapat ditransfer ke Jordan dan Mesir sampai Gaza dibangun kembali. Jordan dan Mesir menolak ini sehingga tanah Palestina adalah milik Palestina sehingga tidak ada yang bisa dipindahkan. ?
Jika gas dikendalikan oleh Trump, apa yang terjadi?
Jika Trump berada di bawah pemerintah di bawah gas gas pemerintah, kami yakin bahwa perlawanan bersenjata akan muncul.
Milishia Hamas secara langsung menyatakan gagasan Trump tentang “konyol” dan merupakan “aksi kekacauan dan stres”.
Hamas adalah pihak yang bertanggung jawab untuk gas. Terlepas dari kenyataan bahwa Hamas bertempur dengan Israel, semakin banyak anggota direkrut ketika mereka meninggal.
Saat melaporkan dari Al -Jazira, Hamas juga meningkatkan sebagian besar infrastrukturnya, yang dihancurkan sebagai akibat dari perang.
Selain perlawanan dari Hamas, Trump juga akan mempengaruhi hubungan Israel dan negara -negara Arab.
Inspektur Pusat Analitik Palestina Al-Shabak, Tariq Kenny-Shawa mengatakan bahwa jika Amerika Serikat benar-benar mengendalikan Gaza Bar, Trump memiliki kemampuan untuk mengganggu kemungkinan menormalkan Arab Saudi dan Israel.
Kenny-Shawa berkata, “Ghaza tidak memiliki batasan lagi atas kemungkinan kepentingan Amerika di wilayah tersebut, tetapi ada kontradiksi berdasarkan prinsip AS,” kata Kenny-Shawa.