![](https://fun-eastern.com/wp-content/uploads/2025/02/fakta-fakta-versi-polisi-soal-pabrik-uang-palsu-di-kampus-uin-makassar_a21c065-1024x576.jpg)
Makassar, CNN Indonesia –
Polisi membongkar kampus Universitas Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten, Sulawesi Selatan, lokasi menghasilkan uang palsu dicurigai oleh pemimpin perpustakaan, Andi Ibrahim dengan staf kampus.
Sebagai hasil penyelidikan dalam masalah ini, polisi menangkap 17 orang yang bekerja sebagai ASN di provinsi Sulawesi Barat untuk karyawan Bumm Bank.
Berikut adalah sejumlah fakta dalam hal uang palsu di Uin Makassar -Campus: 17 aktor ditangkap
Kasus ini dimulai ketika penduduk Regency Gow, yang menerima langkah -langkah uang, jadi mereka melaporkan ke polisi, dan kemudian penyelidikan dilakukan sampai penangkapan lusinan pelaku, termasuk pemimpin Perpustakaan Makassar Uin.
“Jadi mereka memiliki 17 orang dengan peran yang berbeda, termasuk dua bankir yang bergelombang,” kata kepala polisi regional di selatan Sulawesi, sekretaris polisi Yudhiawan Wibisono di kantor polisi, Kamis (12/19).
Bukti palsu yang dicetak di kampus Universitas Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten, Sulawesi Selatan, nilainya, ketika satu triliun rupiah.
Mata uang asing yang dipertukarkan juga disita sampai BI -45 -triliun RP45 dan lembar stok negara (SBN) lembar (SBN) hingga 700 triliun Republik Polandia, dengan total 98 barang.
“Bukti nilai triliun, misalnya, emisi Rupiah 2016 dari 4554 keping 100.000 komunitas gereja, emisi 99 mencapai 6 lembar 100.000, ada juga 234 keping 100.000 komunitas gereja dan belum terputus.” Kata kepala regional polisi di Sulawesi selatan, inspektur umum Yudhiawan Wibisono di Stasiun Politik Gowa.
Selain rupiah palsu, kata Yudhiawan, partainya juga menemukan mata uang asing, seperti mata uang Korea Selatan dan Vietnam.
“Mata uang Korea adalah lembar 5.000 won, ada 111 mata uang Vietnam hingga 500 lembar, dan ada 2 mata uang rupiah dengan 1000 komunitas gereja 64 emisi, yaitu 100.000 emisi 2016 hingga 234 lembar,” katanya.
Untuk mendapatkan uang palsu dari 2010
Tindakan mendapatkan uang palsu yang dibuat di kampus Universitas Negeri Islam Alauddin Makassar (UIN), Kabupaten, Sulawesi Selatan dari 2010.
“Berdasarkan hasil interogasi, jadwal mulai menghasilkan uang palsu dari Juni 2010, dan kemudian pada 2011-2012,” kata Yudhiawan.
Yudhiawan mengatakan bahwa proses produksi uang palsu berhenti beberapa tahun, tetapi ia kembali ke operasi pada tahun 2022 yang lalu.
Pada Oktober 2022, Yudhiawan mengatakan bahwa para pelaku membeli mesin cetak dari Cina dari Surabay, kemudian tindakan membuat uang palsu dilakukan hingga 2024.
“Oktober 2022 membeli peralatan cetak dan pemesanan kertas, dan kemudian pada Mei 2024 mulai diproduksi. Dalam hal uang kertas, ia juga diimpor dari Cina, bahan baku juga tinta dan kemudian membeli dari Cina, “katanya.
Kemudian Yudhiawan berkata pada bulan Juni, dan kemudian bekerja sama dengan para pelaku, termasuk pemimpin Perpustakaan Uin Makassar, Andi Ibrahim untuk melakukan proses produksi untuk uang palsu dan menawarkan masyarakat.
“Sekitar Juni mereka bertemu di antara mereka, ada kerja sama timbal balik di antara mereka dalam proses produksi dan virus melalui kelompok WhatsApp. Kemudian ditawarkan dalam kelompok itu, “katanya.
Uang palsu diduga untuk Barru Pilkad
Polisi masih mengejar tiga orang yang diduga berpartisipasi dalam jaringan menghasilkan uang palsu di kampus Universitas Islam (UIN) Negara Bagian Alauddin Makassar, Kabupaten, Sulawesi Selatan.
Salah satu DPO, pantatnya adalah seorang politisi yang ingin pergi ke Sulawesi Pilgub 2024 Selatan dan menominasikan walikota Makassar pada tahun 2013.
“Tersangka ini akan mempromosikan pemilihan kemarin, tetapi tidak ada cukup tempat untuk pulih,” kata kepala polisi regional Sulawesi selatan, inspektur polisi Yudhiawan Wibisono.
Tidak hanya, kata Yudhiawan, tiga DPO mengajukan penawaran kepada salah satu kandidat utama regional di Kabupaten Barru kemarin dalam pemilihan.
“Mereka juga secara singkat membuat proposal untuk bekerja sama menggunakan Barru Pilkad, tetapi tidak diterima,” katanya.
Pemimpin Perpustakaan Uin Makassar telah dirilis
Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negara (UIN) Alauddin Makassar, Andi Ibrahim dan staf kampus tidak adil setelah mereka terlibat dalam menghasilkan uang palsu.
“Itulah sebabnya kami mengambil langkah -langkah, jelas bahwa dua orang yang terlibat dari kampus kami telah segera dibebaskan dari rasa tidak hormat,” kata Direktur Uin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis di kantor polisi di Gowa. (Mir/z)