![](https://fun-eastern.com/wp-content/uploads/2025/02/misteri-gunung-padang-piramida-tertua-yang-bukan-buatan-manusia_bd2279f-1024x577.jpg)
Jakarta, CNN Indonesia –
Para arkeolog mungkin telah menemukan piramida tertua di dunia. Namun, penemuan ini belum pernah dibayangkan sebelumnya. Beberapa peneliti mengklaim bahwa organisasi tersebut berusia 25.000 tahun, yang dibangun sebelum peradaban yang kita ketahui.
Di sisi lain, ada juga orang -orang yang mengklaim bahwa ciptaan ini hanyalah ciptaan alami tanpa keterlibatan manusia dalam perkembangannya.
Selama berabad-abad, piramida Dijozher-Rice dianggap sebagai piramida tertua di Mesir, yang diperkirakan dibangun pada 2.630 SM. Namun, dalam sebuah studi kontroversial, Gunung Badang, tempat arkeologis di Indonesia, menunjukkan bahwa Dijizher mungkin puluhan ribu tahun sebelum penciptaan.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa sistem lama ini tidak sepenuhnya diciptakan manusia.
Sebuah artikel di masa depan arkeologis mengatakan Gunung Bahat dari 25.000 SM ke zaman salju terakhir. Berbeda dengan pandangan arkeologis biasa yang mengatakan bahwa bahkan setelah sistem pertanian telah tumbuh, peradaban manusia hanya dapat menciptakan struktur besar sekitar 11.000 tahun yang lalu.
Beberapa ilmuwan mengklaim bahwa gunung vulkanik alami ini mungkin telah dipahat dan ditutupi. Analisis model paling penting dari Bumi dari lokasi menunjukkan adanya lapisan yang disusun dengan sengaja.
Jika itu benar, ini akan mengubah pemahaman tentang sejarah pertukangan batu dan penampilan peradaban. Namun, banyak ilmuwan skeptis memulai galaksi harian. Para arkeolog dan ahli geologi telah mengkritik penelitian ini dengan cepat, sehingga piramida yang disebut SO mengatakan itu hanya gunung alami.
Flint Dipple dari Universitas Cardiff menolak permintaan ini.
“Rol yang menggulung gunung biasanya menyesuaikan bentuknya,” katanya. Dia mengatakan tidak ada bukti tempat kerja atau tanda -tanda aktivitas manusia.
Bill Barley, seorang arkeolog dari Southern Connecticut State University, juga menunjukkan kelemahan paling penting dari penelitian ini. Menurutnya, kalender dalam model bumi tidak harus menentukan usia struktur, terutama jika tidak ada indikator utama aktivitas manusia, seperti batubara atau tulang.
Kontroversi akhirnya dipanaskan sampai masa depan arkeologis dimulai dengan studi tentang penemuan -penemuan ini. Akibatnya, pers telah menggambar artikel penelitian sebelumnya berdasarkan kurangnya bukti yang mendukung klaim dari bangunan yang diciptakan pria.
Namun, penulis penelitian terpenting, Profesor Danny Hilman, menolak pembatalan disertasinya. Dia adalah “sensor yang secara eksplisit mengabaikan prinsip -prinsip ilmiah, transparansi dan keadilan dalam wacana pendidikan.”
(Aur/tis)