
Jakarta, CNN Indonesia –
Seorang pria di negara bagian Texas, Amerika Serikat, terbunuh oleh suntikan mati pada tahun 2011 karena kasus pembunuhan imamat.
Implementasi suntikan mati menjadi administrasi pertama Presiden Donald Trump pada periode kedua.
Seorang pria bernama Steven Nelson, 37, dituduh membunuh ayahnya Clint Dobson (28) pada 2011, ketika ia merampok Gereja Baptis Arlington di Northpinte pada 2011.
Laporan AFP selama hukuman Nelson bersikeras bahwa dia tidak membunuh imam ketika dia melakukan perampokan.
Pengadilan Texas berulang kali menolak permintaan kematian Nelson. Mahkamah Agung AS juga menolak kasus ini.
Nelson akhirnya terwujud dalam suntikan orang mati dan dinyatakan sebagai orang mati pada pukul 18:50 waktu setempat pada hari Rabu (5/2).
Baru -baru ini, dalam sebuah wawancara dengan AFP, Nelson mengatakan itu adalah masa yang sulit sebelum membunuh.
“Kamu berharap kamu dihukum karena kematian. Seolah -olah kamu menghancurkan sebagian kecil dari dirimu setiap hari. Kamu tidak ingin melakukan apa pun,” katanya.
Nelson mengaku memainkan peran sebagai perampokan. Namun, setelah pembunuhan itu, gereja datang dan dirampok.
Nelson menekankan bahwa rekan -rekannya adalah orang -orang yang terbunuh di gereja.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi di dalam. [Mereka] menyalahkan segalanya untukku,” katanya.
“Mereka bebas dan saya terkunci. Mereka diarahkan pada kejahatan, pembunuhan yang tidak saya lakukan,” lanjut Nelson.
Tahun lalu, ada 25 pembunuhan di AS. Kasus Nelson berada di urutan kedua tahun ini setelah kinerja sebelumnya dari South Carolina sebelumnya.
Hukuman mati dihapus di 23 dari 50 negara bagian AS. Tiga negara lain, yaitu California, Oregon dan Pennsylvan, melakukan Mootorio.
Arizona, Ohio dan Tennessee baru -baru ini mengumumkan rencana untuk melanjutkan implementasi setelah berhenti.
Presiden Donald Trump mendukung kebijakan hukuman mati. Pada hari pertama, dia meminta Gedung Putih untuk memperluas “kejahatan terburuk”. (BLQ/BAC)