
Jakarta, putra Indonesia –
Bareskrim Polri diasumsikan terkait dengan kasus Sertifikat Konstruksi (SHGB) dan Hak Properti (SHM), yang terkait dengan pagar tepi laut di perairan Kabupaten Tangrang, Bantten, Selasa (4/2).
Sebelumnya, departemen investigasi kriminal meminta setidaknya tujuh orang mengenai pemalsuan perairan Tandengar atau dokumen kepemilikan (3/2).
Mereka yang ditanyai berasal dari Layanan Perawatan Pertanian dan Luar Angkasa (ATR)/Badan Tanah Nasional (BPN) dan Daftar Tanah Lokal (Kantah).
“Akibatnya, kami memiliki tujuh yang telah kami lihat. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Menteri ATR/BPN, yang sepenuhnya mendukung penyelidikan polisi untuk penyelidikan kriminal,” Brigadir Dirtipidum Bareskrim Polri, Jenderal Dukhangani Puro Senin lalu.
Dyuhandhani menjelaskan secara rinci bahwa ketujuh saksi adalah karyawan BPN Indonesia, mantan kepala Kantor Pertanian Kabupaten Tangrang (Kakantah) dan keduanya A. komite.
Selain itu, Kabupaten Kakantah Tangerrang, kepala Kabupaten Tangrang Kakantah Vita dan Kepala Kabupaten Tangrang Kantah.
“Kemudian proses pengujian diperoleh dari ekstensi file Warkah dari sertifikat Kantor Kantah Tangerrang dari 263 file yang saat ini disajikan kepada Kepolisian Nasional untuk penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya.
Interogasi adalah bagian dari penyelidikan yang lebih berkelanjutan setelah penyelidik memeriksa saksi masyarakat, Lined Survey Service (KSJB) untuk pemerintah daerah Bandten.
Item kejahatan
Adapun gelar penyelidik pada hari Selasa, Dukhanhani mengatakan dia memastikan ada kejahatan untuk pagar laut dalam kasus Laut HGB.
Melalui ijazah kasus ini, jika Anda menemukan unsur pelanggaran kejahatan, status kasus dapat meningkat pada fase uji.
“Kami akan mengajukan pertanyaan, kami akan melanjutkan hari ini,” katanya kepada wartawan pada hari Selasa.
Sebelumnya, penyelidikan polisi mengatakan sedang menyelidiki masalah ini pada awal Januari 2025. Menurut Dyuhandhani, awal penyelidikan (SPDP) diterbitkan pada 10 Januari 2025 oleh Kepala Polisi Nasional Listy Sigit Prabowo.
Dalam kasus ini, polisi menyelidiki polisi mendeteksi dugaan kejahatan atas kejahatan untuk pagar laut. Menurut DyUhandhanii, banyak dugaan kejahatan yang diklaim telah dilanggar oleh anggota 263, 264, 265 dari KUHP atau anggota 3, 4 dan 5 dari Undang -Undang 8 2010 tentang pencegahan dan likuidasi TPPU.
(Anak/wis)