
Jakarta, CNN Indonesia –
Mantan direktur Laode Syarif dari Komisi Korupsi Indonesia (KPK) mengumumkan bahwa pertanyaan sertifikat di wilayah pagar laut, yang kontroversial, kemudian memiliki kesempatan untuk menjadi kasus korupsi.
Dia berpikir bahwa area korupsi dapat dirujuk jika surat itu telah ditampilkan secara ilegal.
“Jika, misalnya, memberikan surat, apakah HGB atau hak properti, atau benar -benar diperoleh, misalnya, menyuap atau memengaruhi uang, menyuap pejabat publik tertentu,” kata Laode kepada Menteng, Jakarta, Selasa (1/8)).
Namun, ia menekankan bahwa ini adalah area agen hukum dan, menunjukkannya, ia harus menjalani penyelidikan.
“Tapi itu harus diselidiki oleh polisi, jaksa penuntut atau KPK,” katanya.
Laode percaya bahwa banyak pihak berpartisipasi dalam kasus ini, dari perusahaan ke pemerintah.
Dia menyatakan bahwa jika penyelenggara negara bagian atau ASN telah menerima transaksi keuangan, dia bisa merujuk ke area korupsi.
“Jika ada transaksi uang yang dilakukan oleh administrator atau pejabat publik. Sekarang merupakan kesempatan untuk menghilangkan korupsi,” katanya.
Kemudian, tema pagar laut dan sertifikat di atas area laut biasanya menjadi fokus. Salah satunya adalah apa yang terjadi di Tangerang selama 30 kilometer, yang meluas melalui area beberapa desa di Tangerang, kemudian menyebabkan kontroversi.
Ini juga memiliki sertifikat HGB yang dimiliki oleh beberapa perusahaan yang terkait dengan Agung Sedayu.
Armada Indonesia juga meluncurkan pembongkaran pagar laut, yang mencegah nelayan mencari ikan di laut sejak 18 Januari 2025.
Pembongkaran mengikuti instruksi langsung Presiden Prabowo Subiando melalui Laksamana Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Tni Muhammad Ali, Kepala Staf.
(MNF/DAL)