
Yakarta, CNN Indonesia –
PT Kebun Tebun Mas (KTM), direktur presiden, Ali Sandjaja Boedidenaro (ASB), menangkap kantor jaksa penuntut (Agustus) untuk kasus korupsi Sugar Tom Lembong.
Harli Siregar, kepala pusat informasi hukum jaksa penuntut, mengatakan penangkapan itu dilakukan setelah tersangka ASB bukan pidato penyelidik Senin lalu (1/20).
Harli menjelaskan bahwa keberadaan ASB kemudian ditemukan bahwa para penyelidik yang dirawat di Rumah Sakit Angkatan Darat Subroto Catot setelah musim gugur.
Dia mengatakan bahwa setelah mengetahui lokasi para peneliti, dia dikoordinasikan dengan periode pengobatan ASB. Akibatnya, para pelaku harus menerima pengamatan kemarin sampai Selasa (4/2).
“Orang yang tertarik itu sakit karena jatuh dan perawatan diadakan di Rumah Sakit Angkatan Darat Yakarta. Dokter memiliki kesempatan untuk diamati sampai 4 Februari kemarin,” katanya pada konferensi pers pada hari Rabu (5/2).
Setelah akhir periode perawatan, Subroto Catot Army di rumah sakit mengatakan bahwa ASB yang mencurigakan dibawa ke Rumah Sakit Adhyyaks untuk pemeriksaan medisnya. Akibatnya, kata, ASB dinyatakan sehat dan ditahan.
“Para peneliti yang ceria telah dengan tegas memutuskan VII ASB sebagai Direktur Eksekutif PT KTM,” katanya.
Untuk memfasilitasi penelitian, pelaku Harl akan ditempatkan di Pusat Penahanan Hara Salemba selama 20 hari ke depan.
Kantor Jaksa Agung telah menunjuk mantan Tom Lembong dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai mantan direktur Inisiatif CS dalam kasus korupsi kerusakan impor gula.
Dianggap bahwa Tom Lembong adalah Menteri Perdagangan untuk menyalahgunakan kekuasaannya dengan mengeluarkan izin impor (PI) dengan dalih untuk mematuhi pasokan gula nasional dan menstabilkan harga gula nasional, meskipun Indonesia adalah kelebihan gula.
Juga diduga bahwa Tom Lembong melakukan tindakan ilegal, memberikan bagian yang tidak sah untuk memproses pemrosesan yang diizinkan untuk memproses gula kristal putih (GKP).
Dalam hal ini, Kantor Jaksa Agung menyatakan bahwa nilai kerusakan nasional yang disebabkan oleh impor gula tidak sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh hukum hingga 578 miliar rp.
Kantor terakhir jaksa penuntut membentuk total sembilan tersangka dari perusahaan swasta yang Kementerian Perdagangannya menelepon ke titik pemrosesan GKM untuk GKP.
(TFQ/FR)