
Medan, CNN Indonesia –
Polisi Regional Sumatra Selatan (NISEL) terus menyelidiki dugaan penyiksaan yang dialami seorang anak laki -laki wanita yang sudah berusia 10 tahun di distrik Lorowau. Kakinya dalam kondisi normal, karena mereka mengatakan bahwa korban telah mengejar kerabatnya selama bertahun -tahun.
Ferry Muryana Sunariya, seorang Komisaris Dukungan Kepala Polisi Selatan, mengatakan Bripuda Mawar Himan Hur mengatakan delapan orang saat ini diuji untuk insiden itu.
“Delapan dari mereka diselidiki oleh kerabat dan tetangga. Polisi Regional NIAS Selatan mengirim tim untuk menyelidiki kasus tersebut. Saksi ditanyai,” katanya Rabu (29/2025)
Bripuda Mawar membantah tuduhan bahwa polisi belum bertemu ketika insiden itu dilaporkan beberapa waktu lalu. Dia mengatakan insiden itu tidak pernah dilaporkan ke polisi regional selatan.
“Jadi, sejauh ini telah disebutkan seolah -olah melewatkan terjadi, bahkan jika polisi selatan dan kantor polisi setempat tidak dilaporkan. Anak ini memiliki kaki karena dia tidak buruk sekarang. Anak ini diduga dituduh sebagai keluarga cacat,” dia dikatakan.
Acara ini adalah media sosial viral setelah diunggah oleh lider akun Facebook Giawa. Dia mengatakan anak itu bisa berlari sederhana. Tetapi setelah orang tua mereka bercerai, korban hidup dengan orang yang mereka cintai.
“Ini adalah perilaku yang benar -benar liar dari masa kanak -kanak hingga 10 tahun, kepada kakek, nenek, ayah, identifikasi dan bibinya,” tulisnya.
Kedua kaki patah jadi saya tidak bisa berjalan secara normal. Dia mengatakan insiden itu pernah dilaporkan oleh kantor polisi Selatan, tetapi tidak ada tindakan lebih lanjut.
“Ketika orang tua anak ini bercerai, anak itu dalam kondisi normal dan tidak ada yang dimatikan. Kasus anak ini masih diakhiri,” katanya.
Dikatakan bahwa siksaan korban berlangsung selama bertahun -tahun. Dia menambahkan dari pengakuan korban bahwa kaki anaknya ditembak oleh paman dan bibinya.
“Namun, kali ini, anak ini dapat menjawab ketika polisi bertanya, jadi tidak ada alasan tidak ada alasan dan salah satu kakinya ditutupi dengan tisu dan kakinya patah. Saya mengatakan itu,” jelasnya.
(Fnr/wis)