
Denpasar, CNN Indonesia –
Polisi Denpasar Selatan telah menyita penculikan anak -anak yang mengklaim kompensasi $ 100 juta kepada orang tua korban. Karakternya adalah staf orang tua korban.
Seorang penjahat bernama I Waan Sudirta (29) yang berasal dari desa Seraya, Kabupaten Karangasem, tetapi juga korban diketahui memiliki IMR alami (11) yang masih menjadi mahasiswa di daerah Denpasar Selatan, kota Denpasar.
“Modus Operand, yang menculik seorang anak untuk meminta 100 juta rp 100 juta kompensasi,” Kepala Kepolisian Denpasar Herson Duanduan selama konferensi pers di markas polisi Denpasar, Kamis (6/2).
Insiden penculikan terjadi di Sekolah Dasar (SD) di Jalan Raya Sesetan, Desa Sesetan, Distrik Selatan Denpasar, Kota Denpasar, Rabu (5/2) sekitar pukul 13:30 Wita.
Pada waktu itu, pada waktu itu ayah korban dan Iks of Origin (49) sekitar pukul 14:00 dipanggil oleh stafnya yang mengirim anak -anak mereka ke sekolah yang mengatakan bahwa anak -anak mereka tidak di sekolah. Selain itu, ayah korban menuju ke sekolah korban dan memeriksanya dan memang benar bahwa korban tidak ada lagi di sana dan tempatnya tidak diketahui.
Ayah korban kemudian mengoordinasikan sekolah dan memeriksa CCTV dan dianggap diambil oleh penjahat dengan sepeda motor dan tidak lama setelah pria yang memanggil istrinya atau ibu korban dan pelaku meminta uang kompensasi.
“Pada kesempatan ini, ayah korban melaporkan insiden di kantor polisi Denpasar Selatan untuk penyelidikan,” tambahnya.
Pada saat yang sama, para pelaku juga mengancam orang tua korban, jika mereka tidak diberi kompensasi, korban tidak aman dan diminta untuk tidak melapor ke polisi dan segera mengirim 100 juta rps ke pelaku untuk pengiriman.
“Jadi, para pelaku mengancam untuk merujuk pada polisi karena jika polisi melaporkan bahwa mungkin ada langkah. Bahkan para pelaku tahu (anak bos) di Surabaya,” jelasnya.
Melalui laporan ayah korban, polisi bergerak cepat untuk menyelidiki dan akhirnya mengetahui situs web para pelaku dengan membuat sapuan di sekitar Ngurah Rai dari celah. Pada saat itu, karakter berada di area taman di distrik Sangaran, Sesetan, Denpasar Selatan. Tanpa lama menunggu, polisi segera menangkap para pelaku dan ketika korban adalah orang dari para pelaku.
“Korban dapat diselamatkan dalam kesehatan yang baik. Kemudian para pelaku dan bukti dipindahkan ke Departemen Kepolisian Selatan untuk penyelidikan lebih lanjut,” jelasnya
Hasil wawancara para pelaku membuat penangkapan orang tua korban yang menembak para pelaku dari pekerjaan mereka ketika ayah korban adalah bos kriminal.
“Alasannya adalah karena kesedihan orang tua dari para korban yang memberikan karakter dari pekerjaan dan membutuhkan uang untuk kebutuhan kehidupan sehari -hari.
Pada saat yang sama, karakter diketahui bekerja selama hampir dua bulan pada orang tua dari korban yang memiliki operasi distribusi kosmetik di Bali. Alasan pemecatan karena ada staf yang berkurang.
“Pekerjaan para korban dan keluarga korban adalah sekitar dua bulan.
Karakter diketahui berfungsi sebagai anggota orang tua korban dan sudah mengetahui sekolah korban dan masih belum diketahui apakah para pelaku berencana diculik. Dan uang yang dibutuhkan oleh para pelaku belum ditransfer oleh orang tua korban dan pelaku dalam beberapa jam yang berhasil ditangkap.
“Ketika seorang anak diterima oleh seorang penjahat, dia mengatakan dia adalah seorang karyawan dan seorang korban segera setelah dia terlibat. Dia dicatat oleh para pelaku,” katanya.
(KDF/UGO)