
Jakarta, CNN Indonesia –
Kumar Birla adalah salah satu konglomerat terkaya di India. Harta karun itu berasal dari penggugat, penggugat Pt Sri Rejeki Isman (Sritex), sebuah kelompok produk internasional yang terkait dengan PT Indo Bharat Rayon.
Mulai pada hari Jumat (3/1), Forbes mencatat total kekayaan US $ 21,4 miliar atau sekitar RP347,266 triliun dalam kekayaan kotor Birla (dengan asumsi nilai tukar Rp16.226 per dolar AS).
Pegunungan Forbes menjadi nama Birla sebagai orang terkaya ke -8 di Indolist terkaya di India 2024, dan berada di urutan ke -98 di dunia dunia, dunia dunia.
Jadi, bisakah kisah hidup Kumar Birla menjadikan Aditya Birla Group perusahaan yang terkenal secara internasional?
Dilaporkan oleh berbagai sumber, Kumar Mangalam Birla lahir pada 14 Juni 1967 di Kolkata, India. Dia adalah generasi keempat dari keluarga Birla, yang dikenal sebagai klan bisnis Rajasthan.
Ayahnya, Aditya Vikram Birla, dikenal di India sebagai industrialis dan murah hati. Ibunya, Rajashree Birla, juga bekerja di banyak kegiatan kemanusiaan yang membuatnya menerima penghargaan Bhushan Padma dari pemerintah India.
Birla menghabiskan masa kecilnya di area bisnis Mawali di Mumbai India. Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Sydenham College of Trade and Economics di Mumbai, ia melanjutkan pendidikan tinggi di University of Mumbai dan memperoleh gelar Bachelor of Trade.
Pada tahun 1989, Birla menikah dengan karya Birla. Mereka kemudian pindah ke London karena Birla harus melanjutkan penelitian S2 -nya di Elite London Business School. Dua tahun kemudian, ia memenangkan gelar MBA pada tahun 1992.
Fortune India melaporkan bahwa Birla mengambil alih bisnis keluarga ketika ayahnya meninggal pada tahun 1995. Pada saat itu, Aditya Birla Group adalah orang tua dari beberapa perusahaan komoditas India, termasuk perusahaan semen terbesar Ultratech.
Banyak partai politik juga meragukan kemampuan ahli waris mereka untuk mengendalikan kerajaan bisnis yang ditinggalkan oleh ayah mereka. Namun, mereka meninggalkan keraguan ketika pendapatan Aditya Birla Group berubah dari USD 2 miliar menjadi 65 miliar USD, melebihi USD 100 miliar menjadi USD 65 miliar.
Dengan tangan Birla, Aditya Birla Group Business telah berkembang ke 20 sektor termasuk semen, tekstil, aluminium, tekstil, komunikasi, telekomunikasi, ban, cat dan banyak lagi. Konglomerat mempekerjakan lebih dari 180 pekerja di 180 pabrik yang tersebar di 40 negara, termasuk Indonesia.
Dia menjadikan media yang sukses, Birla sebagai “Raja Raja.”
Di Indonesia, Grup Aditya Birla memasuki benang Aditya Birla (ABY) pada tahun 1973 dengan membangun tekstil PT (PTE) yang elegan. PTE saat ini adalah salah satu produsen terbesar benang rayon rayon rayon pintal, dan percikan di dunia memperdagangkan orang -orang Romawi.
Gabungan ini telah mendirikan beberapa perusahaan lain di Indonesia, termasuk produsen serat staple viscose (VSF) dari Pt Indo Bharat Rayon (IBR) di Pulwakarta, Jawa Barat.
Nama IBR menarik perhatian media Indonesia setelah menjadi pihak yang mencari pembatalan perdamaian dalam menunda kewajiban pembayaran utang yang disepakati antara mantan kreditornya dan raksasa tekstil Sritex. Setelah aplikasi IBR diberikan oleh Pengadilan Distrik Semarang, Sritex bangkrut.
Terlepas dari Indonesia, kelompok Aditya Barat juga dioperasikan di Amerika Serikat, Cina, Australia, Korea, Korea, Korea, dan Zambia.
Birla saat ini tinggal di daerah elit Mumbai di Altamount Road. Ia diketahui memiliki beberapa aset real estat elit. Salah satunya adalah USD 49 juta Jatiia House. Seperti konglomerat, ada juga dua jet kutipan Cessna dan Galstream G100.
Sementara itu, Birla juga dengan murah hati dipanggil. Ada yayasan amal yang berfokus pada pendidikan, termasuk mendirikan banyak sekolah menengah di India.
Bersama dengan Niya, Birla memiliki tiga anak, Ananya Birla, Ariamman Vikram Birla dan Advaitesha Birla. Sejak 2023, Ananya dan Aryaman telah terlibat dalam bisnis keluarga dengan mengelola banyak lini bisnis konglomerat.
(SFR/SFR)