
Jakarta, CNN Indonesia –
Komisi Yudisial (KY) merekomendasikan agar pemerintah memberikan bantuan hukum atas kesalahan Prosedur Pidana (Kuhap).
Seorang anggota KY Joko Sasmato mengatakan bahwa penyediaan bantuan hukum dalam kasus ini masih terbatas pada tingkat pertama, banding dan kasasi.
“Ini dijelaskan dalam Bagian 54 dalam Kode Prosedur Pidana yang membaca bantuan hukum dari penasihat hukum di setiap tingkat penyelidikan dengan membaca untuk kepentingan terdakwa atau terdakwa khusus untuk terdakwa spesifik terhadap undang -undang bahwa bantuan hukum hanya untuk mereka terdakwa atau terdakwa.
Dia menjelaskan bahwa ketentuan bantuan hukum kepada terdakwa tidak dikendalikan. Bahkan, dia mengatakan bersalah masih memiliki hak untuk memperjuangkan keadilan melalui auditnya (PK).
Dengan demikian, KY telah menyarankan bahwa semua penjahat tidak memiliki kekuatan untuk memberikan nasihat hukum mereka sendiri, dan yang bersalah juga diberi bantuan hukum.
“Jika investigasi, investigasi, atau tuduhan atau tingkat pengadilan dikonfirmasi berdasarkan perintah pidana, itu harus dijamin,” katanya.
Dia menulis dalam proses ditemukan bersalah dalam kasus Cyribon tahun lalu. PK, yang ditahan oleh publik, dikreditkan dengan kematian Eki dan Eki di Cyribon.
Joko berkata, “Kasus yang pergi ke virus di Ceroni tahun lalu menjadi contoh orang yang dihukum yang salah di pengadilan dan dengan demikian memberikan PK untuk mengkonfirmasi orang yang tidak bersalah,” kata Joko.
Dia menambahkan, “Jika tidak ada penasihat hukum yang siap membantu, pemerintah harus dapat memberikan bantuan hukum kepada para penjahat seperti mereka,” tambahnya. (Yoa/isn)