
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Keuangan Sri Muleans menanggapi setelah Direktorat Pajak tentu saja gagal untuk menyalakan potensi triliun RP75 pendapatan, setelah pembatalan PPN Peningkatan (PPN) menjadi 12 persen.
“Ketika datang ke pengelolaan anggaran negara pada tahun 2025, ketika akan ada pendapatan yang tidak akan disambut oleh konferensi pers PABN di Kementerian Keuangan, Jakarta Central, Senin (6/1).
“Jadi kami terus memperbarui setiap bulan. Jadi saya berharap teman bisa menjadi pasien,” kata Sri Mulean.
Wanita yang diketahui disebut ANI, memahami bahwa Kementerian Keuangan perlu mengekang berbagai konsekuensi dari kebijakan yang diambil. Meskipun, ia juga melihat ke cermin dari pengalaman sebelumnya.
“Ketika datang ke pengelolaan ekonomi, jenis sosial dan berbagai jenis kondisi gerakan, ya, ya, anggaran negara di satu sisi ditentukan berdasarkan hukum dan karenanya harus dilakukan. Tetapi di sisi lain, jika jika Ada ruang untuk manuver, kami akan terus melakukannya di koridor hukum- “katanya.
PPN awalnya dinaikkan dari 11 persen menjadi 12 persen dari 1 Januari 2025. Jika ini telah dilakukan, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) mengklaim bahwa negara dapat menuai hingga Rp75 triliun.
Namun, sikap pemerintah telah berubah sesuai dengan tekanan dan protes yang berbeda di masyarakat. Presiden Prabowo Subianto akhirnya memerintah pada tanggal 31 Desember 2024 di malam hari bahwa 12 persen PPN hanya berlaku untuk barang -barang mewah yang telah dikumpulkan dengan pajak penjualan atas barang -barang mewah (PPNBM).
Wakil Presiden Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Sufmi Dasco Ahmad juga sepakat bahwa banyak pendapatan negara secara resmi hilang. Bahkan, ia menghitung pendapatan potensial untuk skema PPN 12 persen yang hanya berlaku untuk barang -barang mewah.
“Menggunakan kebijakan ini, itu hanya menambahkan RP3.2 triliun pada tahun 2025 anggaran negara dengan potensi pendapatan pada Rp75 miliar jika peningkatan PPN adalah 12 persen diadopsi sepenuhnya pada semua produk dan layanan,” kata Dasco Instagram pribadi @susfmi_dasco, Selasa (31/12).
Sementara itu, Kepala BKF Kemenkeu Febrio Kacaribus berbicara tentang bagaimana negara mengikuti sumber pendapatan baru. Dia hanya mengulangi apa yang disahkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulean.
Sementara Direktur Jenderal Otoritas Pajak tidak membenarkan atau menolak nomor tersebut. Suryo hanya menekankan bahwa dia akan mencari sumber penerimaan lain.
“Apa strategi (peningkatan pendapatan pajak 2025)? Ya, saya mengoptimalkan pendapatan (pajak),” kata Suryo dalam informasi media di DGT Ministry of Finance, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).
“Karena (pembatalan PPN 12 persen untuk semua barang dan jasa) secara otomatis kekurangan sesuatu yang tidak kami miliki. Ya, kami mencari optimalisasi di sisi lain, termasuk ekstensifikasi dan intensifikasi,” tambahnya.
(SKT / AGT)