
Jakarta, CNN Indonesia –
Dejan Ferdinansyah/Siti Fadia Silva, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Pasaribu’yu setelah mengalahkan final Masters 2025.
Duel di antara perwakilan Indonesia sangat kejam. Jafar/Felisha tampak mengesankan untuk pertama kalinya di pertandingan pertama.
Di pertandingan pembukaan, Jafar/Felisha dapat memimpin 3-1 dan melanjutkan ke 7-4. Setelah itu, Jafar/Felisha dapat menang 11-8 pada bulan Desember.
Setelah Desember, Jafar/Felisha Dejan/Fadia terus bergerak tanpa berhenti. Jafar/Felisha akhirnya memenangkan tiga poin berturut-turut setelah memenangkan pertandingan pertama mereka dengan 21-13 poin.
Perubahan terjadi pada dua pertandingan berikutnya. Dejan/Fadia dimiliki dalam permainan.
Pada pertandingan kedua, Dejan/Fadia prihatin oleh Jafar/Felisha, tetapi dapat menyebabkan 14-7 kepemimpinan setelah memenangkan enam poin. Setelah itu, Dejan/Fadia tidak mengalami kesulitan menutup pertandingan kedua dengan 21-10 poin.
Di pertandingan kedua, akselerasi yang baik dapat dimaksimalkan dalam permainan pembuatan keputusan. Dejan/Fadia memimpin. Mereka dapat menutup pertandingan dengan 21-15 poin dan melanjutkan turnamen terakhir.
Dalam jumlah wanita lajang, kaki muntah harus dihentikan di semifinal Wardani. Putri KW harus mengenali supremasi pembawa acara Hostwee Chochuwong.
Putri KW kehilangan dua pertandingan langsung melawan Chochuwong. Setelah 14-21 di pertandingan pertama, Putri KW kalah 15-21 di pertandingan berikutnya.
“Sebelumnya, aku benar -benar membuat kesalahan yang tidak perlu. Bahkan bola harus menjadi titik, aku tidak bisa menggunakannya di tempat, dan sebaliknya aku menjadi kesalahan paksa.”
“Tidak ada tekanan atau ketegangan yang berlebihan, saya belum melihat apa pun, tetapi saya tidak bisa menyesuaikan situasi angin daripada kemarin. Saya tidak cocok dengan game pertama, mengesankan pertandingan kedua,”
(PTR)