
Jakarta, CNN Indonesia –
Fariz RM telah terancam oleh hukuman penjara hingga 20 tahun setelah diduga melakukan tuduhan penyalahgunaan narkoba. Polisi mengatakan ancaman hukuman itu terkait dengan artikel berlapis yang dituduh penyanyi itu.
Investigasi Kejahatan Polisi Jakarta Selatan Jakarta Lengkap Telley AFSA mengatakan Ferrible Rostom Moinaf dituduh melakukan beberapa artikel dari nomor hukum 35 pada 2009 dengan beberapa artikel.
Polisi Metro Jakarta Selatan, Kamis (2/20) mengatakan, “Pasal 111 paragraf (1) dan atau Pasal 112 paragraf (1) dan atau Pasal 114 paragraf (1) termasuk dalam jumlah obat RI 35 tahun 2009.”
“Dengan ancaman hukuman 5 hingga 20 tahun di penjara, dia melanjutkan.
Dalam hal ini, polisi menyita bukti dalam bentuk 7,4 gram ganja dan 0,89 gram menteFetamine. Polisi tidak hanya menangkap Fariz RM, tetapi juga tersangka dengan ADK awal.
ADK diduga terlibat dalam kasus ini sebagai RM Feriz untuk membeli obat -obatan dari menteFetamine dan ganja.
Penangkapan pada bulan Februari 2025 meningkatkan catatan penyalahgunaan narkotika oleh Feriz RM. Dia pertama kali menikam narkoba pada Oktober 2007.
Pada saat itu, ia ditemukan sebagai 1,5 ganja yang beratnya 5 gram dalam paket rokok. Feriz kemudian dijatuhi hukuman delapan bulan penjara, pada waktu itu lebih ringan dari klaim pengadilan, satu tahun.
Fariz telah menemukan penyakit Melia Sibubur dan berjanji untuk menghentikan keluarganya dari menggunakan narkoba.
Namun, pada Januari 2015, Feriz sekali lagi tertangkap merokok, saat bermain gitar di rumahnya di Bintaro Jaya, Tangrang Selatan.
Bukti yang ditemukan pada waktu itu, adalah ganja di Ashtra di atas meja. Selain itu, Fariz juga memiliki heroin dan perangkat hisapfetamine.
Tiga tahun yang lalu atau Agustus 2018, Feriz sekali lagi ditangkap dalam hubungan yang sama. Dia diduga ditangkap di rumahnya dengan bukti dua paket plastik Menthafetamine, sembilan item alprazolam, dua item dumolid dan dua paket plastik perangkat pengisap mentalfetamine.
Kasus ketiga mulai mengembalikannya di Pusat Rehabilitasi BNN di Lido, Bogor, hingga Mei 2019 pada Agustus 2018 (CHRI/TFQ, FLL)