
Jakarta, CNN Indonesia –
Komisaris polisi paling penting dari stasiun metro Jachate Selatan Ade Rahmat Idnal membantah bahwa ia menerima 400 juta rupee sehubungan dengan upaya penghentian untuk mengatasi perusahaan yang tertarik. Di sektor perawatan kesehatan.
Ada Rahmat mengakui bahwa hanya ada pertemuan untuk membahasnya. Namun demikian, ia berpendapat bahwa ia menolak untuk menawarkan 400 juta rupee sehingga kasusnya dihentikan.
“Ini tidak benar. Temui saya di sana segera dengan saya ketika dia meminta SP3 dalam kasus ini. Itu adalah P21 [berlimpah untuk Kantor Jaksa Penuntut Umum], “kata Komisaris Ada Rahmat, ketika dikonfirmasi, Sabtu (31/31).
Dia benar -benar mengatakan bahwa dia memainkan peran penting dalam melanjutkan pertimbangan kasus ini.
“Dia menawarkan DIP3, ada uang, masih ada 400-500 rupee (juta), tetapi saya menolak. Sejak penolakan terjadi, kasusnya berlangsung, sehingga orang yang tertarik menjadi marah. Sebaliknya, “kata Ade Rahmat.
Petugas rata -rata ini mengatakan bahwa pertemuannya dengan tersangka dan MBH alias BH diadakan setelah polisi stasiun metro Zuid -dzhakarta mengadakan konferensi pers dalam kasus pembunuhan.
“(Rapat) Setelah kasus ini diterbitkan. Ya, pada saat itu ditangguhkan.
Selain itu, Ada Rahmat menambahkan bahwa ia memberikan informasi Propam Polda Metro Jay tentang kasus pemerkosaan dan pembunuhan anak -anak yang diusulkan, yang kemudian dikaitkan dengan dugaan pemerasan AKBP Bintoro ditempatkan di tempat khusus (Patsus).
Melaporkan dari sejumlah pencahayaan di media, menerima dakwaan Kepala Polisi Jakarta Selatan 400 juta rupee dari pengacara tersangka Romy Sikhobing.
Perusahaan yang sibuk ini dimulai dengan kasus dugaan pembunuhan dan kekerasan terhadap dua anak di bawah umur yang diselidiki oleh AKBP Bintoro yang dipikat oleh 2 tersangka, yaitu MBH -Persudonim BH, yang terjadi di salah satu hotel di Jakarta selatan. Dua korban adalah anak di bawah umur dengan inisial N dan X.
Keduanya seharusnya diberi makan dengan obat -obatan untuk overdosis. Kemudian mereka juga diperkosa dan mati.
Kasus ini terdaftar di kantor polisi Jakarta selatan dan terdaftar dengan nomor polisi LP/B/1181/IV/2024/Metro Dzhakarta Selatan dan Metro LP/B/1179/IV/2024/SPT/JAKARTA pada April 2024
AKBP Bintoro, sebagai polisi, Kasat menggeser metro Jakarta Selatan pada waktu itu menyelidikinya. Tetapi kisah viral itu mengatakan bahwa AKBP Bintoro kelelahan karena dia tahu bahwa salah satu tersangka memiliki anggota keluarga dengan bos salah satu perusahaan yang terlibat dalam sektor kesehatan.
Polisi juga mempelajari partisipasi pihak lain dalam kasus dugaan pemerasan. Menurut laporan, mantan pengacara tersangka dikaitkan dalam pemerkosaan dua anak di bawah umur dengan dugaan gerhana tersangka tersangka di Lamborini.
(DMI/RYN)