
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Kehakiman Andi Agtas menyatakan dugaan ekstradisi dari kasus korupsi e-ktp Paulus Tannos dari Singapura tidak memenuhi hambatan.
Supratman menjelaskan bahwa proses ekstradisi Tannos dari Singapura ke Indonesia hanya menunggu proses yang terjadi.
“Tidak (hambatan), itu hanya masalah waktu,” kata Supratman di Dewan Parlemen, Jakarta, pada hari Sabtu (1/2).
Dia mengatakan proses ekstradisi Tannos dari Lion National Master harus mengikuti semua metode yang digunakan berdasarkan perjanjian ekstradisi saat ini.
Selain itu, katanya, upaya itu menjadi pertama kalinya di Indonesia dan Singapura untuk membuat perjanjian eksternal antara kedua negara.
“Sekali lagi saya katakan, ini adalah pertama kalinya implementasi perjanjian eksternal antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Singapura, ini adalah pertama kalinya,” katanya.
“Jadi ini bukan masalah terbatas, ini sekali lagi, kami menunggu proses selanjutnya,” lanjutnya.
Paulus Tannos alias Tjhin Thian Po adalah Perlindungan KPK dalam kasus proyek e-KTP. Paulus Tannos telah berada di daftar orang (DPO) sejak 19 Oktober 2021. Selain itu, Paulus Tannos telah ditangkap oleh Singapore Institute di Singapura.
Sebelum ditangkap, Kementerian Hubungan Kepolisian Internasional mengirim penangkapan sementara Badan Singapura untuk membantu dalam penangkapan pelarian.
Kemudian, pada 17 Januari 2025, jaksa agung Singapura melaporkan bahwa Paulus Tannos ditangkap. Sampai sekarang, pemerintah Indonesia sedang melakukan ekstradisi Paulus Tannos.
Mengenai pengaruh penangkapan, Tannos berusaha untuk sementara ditangkap di pengadilan Singapura.
(Sur/mab)