
Jakarta, CNN Indonesia –
Cabang PROMM Polisi sekali lagi menyelidiki dua anggota Direktorat Investigasi Cyber Polisi Java Tengah (Jawa Tengah) yang terkait dengan kemungkinan intimidasi kelompok Sukatani.
Propam Polri mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa Jawa Tengah adalah total dari enam anggota polisi regional, yang diminta penyelidik untuk mengetahuinya.
Propam menekankan bahwa mereka akan terus mengetahui kemungkinan intimidasi pada akhir staf Sukatani Group.
“Dua karyawan lain dari Polisi Regional Java Tengah dietrasiber telah diselidiki,” kata Propama dalam sebuah pernyataan bahwa total enam karyawan ditanyai.
Meskipun demikian, publisitas polisi belum mengungkapkan hasil ujian enam anggota. Identitas polisi, termasuk penyelidikan, diselidiki untuk kemungkinan intimidasi.
Dia berkata, “Kami akan terus mengintimidasi potensi intimidasi anggota yang tidak adil dari Kepolisian Nasional terhadap staf kelompok,” jelasnya.
Sebelumnya, band Sukatani menjadi berita utama setelah lagu polemik berjudul “Pay Pay”. Dua stafnya pada hari Kamis (2/20) untuk membuat kerumunan publik, mengunggah video permintaan maaf di akun media sosial Sukatani (2/20).
Alasannya adalah bahwa video permintaan maaf memiliki tokoh -tokoh asli yang selalu disembunyikan. Pengembalian lagu yang disebut “Pay Pay”, bersama dengan Polisi Nasional, membuat publik mencurigakan di antara staf kelompok karena ada upaya untuk mengintimidasi.
Lagu “Pay Pe Pay Pay Pay” adalah lagu tentang kritik terhadap semua hal.
Kemudian Kepala Kepolisian Nasional. Lysteo Sigit Prabovo akhirnya mengundang kelompok itu untuk menjadi Duta Polisi Nasional untuk mengkritik dan meningkatkan lembaga. (Gil/tfq)