
Jakarta, CNN Indonesia –
Tim peneliti Badan Penelitian dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menemukan spesies baru dari genus Fish atau Fish Wader Cyprinid Barbodes Karst Klapanumpgal, Bogor Regency, Jawa Barat. Wader ini adalah spesies endemik yang hidup di air tanah dan memiliki sifat unik seperti tubuh pucat dan tanpa mata atau buta.
Menurut pernyataan resmi Brin, ikan dengan Barbodes Klapangalensis resmi. Menemukan penelitian yang melibatkan tim penelitian biosistem di Pusat Penelitian Biosistem dan Evolusi Brin, bersama dengan kerja sama dari Indonesia Speleogical Society (ISS) dan Combo Obscura Foundation.
Seorang peneliti Kunt Wibowo, Pusat Penelitian Biosistem dan Evolusi Brin, ikan ini memiliki sifat unik dan berbagai sifat dari spesies ikan gua lainnya. Ikan ini benar -benar buta, mata yang berkurang dan meninggalkan bekas hanya dalam bentuk kolam orbital telanjang.
“Tubuhnya tidak memiliki pigmen hitam [melanofor], sangat putih dengan sirip transparan. Selain itu, ikan ini memiliki sirip dan sirip yang panjang, serta timbangan aksial di belakang sirip perut pendek dengan ujung bundar,” kata Kunto dalam laporan resminya pada Kamis (27/2).
Kunto menjelaskan bahwa spesies ini menunjukkan sifat morfologis yang sangat disesuaikan dengan kehidupan gua yang gelap dan terisolasi. Ikan ini hidup di danau -danau kecil gua, mengalir di air, menetes dari lantai gua.
Menurutnya, danau -danau ini memiliki substrat tanah liat yang lembut dan air jernih. Ikan ini cenderung diam di air yang tenang, tetapi secara aktif berenang ketika air terganggu.
Saat ini, Barbodes Klapanumpgalensis hanya diketahui ketika tinggal di gua Cisodong 1, yang terletak di distrik Karst Klapanuncggal. Area peti mati ini sekitar 66 kmĀ², tetapi hanya 9,96 persen. Pemerintah Indonesia melindungi wilayah lansekap Bogor Karst.
Meskipun gua ini sulit diakses dan pindah dari daerah perumahan, ancaman tempat tinggal ikan tetap ada, terutama dari RIF ke area penambangan kapur.
Spesies ini pertama kali ditonton pada tahun 2020. Agustus Tim Cave Explorer dari Latgab Caving Jabodetabek, Indonesian Speleology Society (ISS) dan Gema Balantara. Pada saat itu, lebih dari 20 ikan individu tanpa mata dan pigmen diamati di dua bagian gua yang berbeda.
Namun, tidak ada salinan saat itu.
Hanya 2022 Pada bulan Juli Tim peneliti kembali ke gua dan berhasil mengumpulkan dua salinan dari kumpulan yang sama. Salinan ini kemudian diselidiki secara mendalam dan disetujui sebagai spesies baru.
Penemuan ini diterbitkan di Zokeys Magazine dalam edisi terbaru. Menurut peneliti lain, masih perlu untuk memahami metode ekologis yang tepat dan untuk mengawasi klapanuncgalensis dan spesies ikan lainnya di Barbodes di Indonesia.
Penemuan Barbodes klapanumpgalensis telah memasukkan daftar panjang keanekaragaman hayati Indonesia, terutama di ekosistem gua.
Saat ini, di Indonesia, ada enam spesies spesies gua endemik, dengan Barbodes clapanungalsis dan mikrop Barbodes sebagai spesies di Java. Spesies lain ditemukan di wilayah Karst Slawsi dan Papua Barat.
Kehadiran clapanuncgalensis barbod, terbatas pada Olu membuatnya rentan terhadap perubahan lingkungan. Penambangan kapur yang tidak terkendali bisa menjadi ancaman bagi rumah mereka.
Tim peneliti menyarankan bahwa distrik Karst Klapanumpgal memperoleh perlindungan yang lebih ringan, terutama dengan memperluas area peringatan yang ada.
Selain itu, penelitian tambahan diperlukan untuk memahami populasi dan ekologi spesies ini, serta upaya untuk melibatkan masyarakat lokal dalam hati -hati.
(DMI/DMI)