
Yakarta, CNN Indonesia –
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan bahwa iklim ekstrem tidak akan terjadi di Indonesia selama pergantian 2024 hingga 2025.
“BMKG memastikan bahwa iklim pada malam tahun baru, yang rela kepada Tuhan, akan lebih kondusif. Tuhan secara sukarela, jika tidak ada fenomena mendadak yang berada di luar prediksi, bagi Tuhan, perubahan tahun ini akan aman dari iklim ekstrem,” kata Kepala BMKG Dwikogi Karnawati ke konferensi pers virtual.
Dia menjelaskan bahwa, pada awal Desember, fenomena dingin dataran tinggi Siberia terjadi di Indonesia. Dingin yang menyenangkan adalah penyebab banjir besar di Yakarta dan sekitarnya selama pergantian 2019 hingga 2020.
Namun, menurut pemantauan terakhir, fenomena dingin terhambat oleh penampilan biji siklon di perairan Cina selatan.
“Faktanya, ada juga badai tropis di perairan ini, fenomena penampilan biji siklon, serta area dengan tekanan rendah di Cina selatan, inilah yang menghalangi aliran massa udara, massa udara Indonesia, termasuk Monson Asia dan pilek, yang mengakibatkan melemahnya pilek, termasuk Asia Monson dan pilek, yang menyebabkan melemahnya pilek, Asia, yang mengakibatkan melemahnya pilek Asia dan Asia dan “Asia dan Asia dan Asia dan” kesulitan Asia dan Asia dan Asia dan kesulitan “Asia dan Asia dan Asia dan” kesulitan dan kesulitan Asia dan “kesulitan Asia dan” kesulitan Asia dan “kesulitan Asia dan” Asia kesulitan dan “asian” Ian Kesulitan dan “Kesulitan Asia dan” Kesulitan Asia dan “Kesulitan Asia dan” Kesulitan Asia dan “Kesulitan Asia dan” Kesulitan Asia dan “Kesulitan Asia Asia “dan” Asia dan “Dingin.
Selain faktor ini, ia menjelaskan bahwa iklim ekstrem diharapkan tidak terjadi selama perubahan tahun karena perubahan osilasi Madden Julian dari wilayah Indonesia.
“Oscllation Madden Julian, yang selamat di Indonesia dan menyebabkan pertumbuhan awan hujan, sekarang Alhamdulillah berubah, pindah ke Samudra Pasifik. Ini tentu saja mengurangi potensi iklim ekstrem di Indonesia,” katanya.
Meskipun iklim ekstrem diharapkan tidak terjadi selama perubahan tahun ini, Dwikorita masih bertanya kepada publik yang penuh perhatian dan selalu mengikuti informasi BMKG, terutama ketika ia jauh dari rumah.
“Iklim saat ini semakin kompleks dan semakin tidak pasti. Terutama karena salah satu dampak perubahan iklim, tidak hanya Indonesia, di berbagai belahan dunia juga mengalami kompleksitas dan ketidakpastian,” katanya. (Isn/yoa)