
Jakarta, CNN Indonesia –
Polisi Banten-regional belum menyebutkan bahwa KM 45 Toll Tangerang-Merma di seluruh manajer penyewaan mobil telah mengambil insiden yang menakjubkan pada anggota aktor Angkatan Laut Indonesia.
Inspektur Kepala Polisi Banten Sudi Ario Seto, pada waktu itu, curiga terhadap mobilnya, ketika pelacak di Pandeglan meninggal secara mandiri.
Korban mengikuti gerakan kendaraan dengan ayahnya dan anak buahnya, yang memindahkan tempat itu sampai akhir km 45 Tol Tangerang-Marac Toll Area.
Dia menjelaskan bahwa korban mencoba mengambil kembali mobilnya dari anggota Angkatan Laut Indonesia yang telah dibeli dari penculikan mobil.
“Ada upaya untuk mengambil alih di sini, pesta penyewaan disita, tetapi ada peristiwa penembakan karena situasi tarik -menarik perang,” ia mengutip dari pernyataan tertulis pada hari Selasa (7/1).
Sebelumnya, tiga anggota Pangomormada Laxdia Denih Hendrata Skite, Seru AA, Sert RH dan Klk Ba mengalahkan 15 orang yang tidak dikenal.
“Mereka memikirkan 15 orang yang tidak dikenal di area istirahat Merack-Toll KM 45,” jelasnya.
Dia mengatakan senjata yang digunakan oleh tiga tentara angkatan laut Indonesia bukanlah senjata organik dan paroki untuk menembak para korban. Dia mengatakan senjata penembakan itu benar -benar penjahat karena statusnya sebagai Aid de Camp (ADC) dan asisten alias, sehingga selalu melekat atau diangkut senjata.
“Senjata daftar senjata, karena posisi A adalah ADC, tambahan, sehingga ia melekat pada senjata ketika ia mendapatkan pekerjaan,” jelasnya.
Di sisi lain, pengumuman itu ditolak oleh anak -anak korban Agam Muhammad Nasrudin (24). Agam memandang fakta bahwa dia berusaha meyakinkan anggota Angkatan Laut Indonesia ketika dia mengembalikan mobil sewaan itu.
“Sejak awal, kami tidak naik meskipun kami menyarankan waktu yang dapat diandalkan di Sokiti. Tapi tiba -tiba itu milik pengumuman ketukan,” kata Agam kepada wartawan di Koorarmada di Jakarta.
“Menurut pendapat saya, sangat sulit untuk menemukan keadilan di negara ini. Karena ini tidak sejalan dengan apa yang terjadi fakta sebenarnya,” katanya.
(DAL/TFQ)