
Yogyakarta, CNN Indonesia –
Kepala Polisi Yogyakarta, pemimpin polisi Aditya Surya Dharma, mengatakan enam anggota telah memberi keluarga kepada DARFO terbaru.
Informasi ini diperoleh dari hasil inspeksi enam anggota dengan penawaran Propam Poldi DIY. Enam anggota melaporkan kepada Polisi Yogyakarta Gakkum Unit Satladas, yang pada hari Jumat (10/1), merujuk ke polisi regional pusat Java untuk dugaan penuntutan, menyebabkan kematian Darfo, penduduk kota Semerang.
“Faktanya, ada sebuah tradisi, tetapi itu adalah RO25 juta sebagai bentuk simpati dan simpati karena dia melihat situasi keluarga Mr Darso pada waktu itu, itu adalah simpati,” kata Adit ketika dia melakukan kontak pada hari Senin (1/13).
Adit mengatakan, enam anggota mengatakan mereka merasa sedih bahwa mereka melihat keluarga Darso, di mana salah satu dari mereka dalam stroke.
“Menurut pernyataan anggota pada waktu itu, itu disetujui (uang itu diterima oleh keluarga Darfo), sebaliknya dia berterima kasih, kemudian oleh penyelidik Pusat Kepolisian Regional Java yang dapat memperjelas apakah dia benar atau tidak,” lanjutnya.
Kapolresta fokus pada penyediaan uang sebagai gambaran simpati tentu bukan proses untuk polisi nasional. Dia mengatakan bahwa banyak uang cenderung menjadi proyek umum dari enam anggota.
Namun, Adit sekali lagi menekankan bahwa kebenaran tentang keinginan untuk menyumbangkan uang nantinya akan dieksplorasi oleh Pusat Polisi Regional Java atau laporan Polisi Publik resmi yang dinyatakan oleh penuntutan Darso.
“Ini adalah masalah inisiatif oleh enam atau permintaan dari keluarga (Darso), yang nantinya akan dalam pemeriksaan (polisi utama di Jawa),” kata Adit.
Selain itu, Adit mengatakan enam anggota masih beroperasi dan belum menerima telepon dari polisi regional ke Jawa. Mereka telah menjalani inspeksi dengan penawaran Propam Poldi DIY secara bersamaan.
“Kami adalah koperasi, sepenuhnya mendukung jika ada kebijakan dari polisi regional Downtown Java, tentu saja kami akan mengirim anggota karena kami juga ingin tahu apa kebenarannya. Jika ternyata bersalah (tindakan mantap),” katanya.
Sebelumnya, Aditya mengungkapkan bahwa enam anggota telah direvisi oleh penawaran Propam Poldi DIY Sabtu lalu (11/1). Dari hasil tes, seri kronologis menerima enam petugas dengan Darso.
Enam anggota unit Gakkum yang dipimpin oleh Kepolisian Kanit Gakkum Satlantas, Yogya, dikatakan telah bertemu Darso di kediamannya, Kota Semerang, Jawa Tengah, 21 September 2024.
Petugas ingin menawarkan undangan untuk menjelaskan kasus kecelakaan lalu lintas di Danurejan, Kota Yogya, yang dikatakan telah berpartisipasi dalam Darso pada 12 Juli 2024 sejak itu.
Adit mengatakan Darfo menderita rasa sakit di dada kiri ketika dia akan membawa enam petugas ke area penyewaan mobil di mana Darfo mengambil mobil yang terlibat dalam kecelakaan. Kemudian diikuti Darfo oleh Permata Medika, Ngaliyan, Semerang pada waktu itu.
Pada saat yang sama, dari pernyataan Poniyem, istri Darfso mengatakan bahwa suaminya memiliki riwayat penyakit jantung dan telah menciptakan cincin jantung di RSUP. Kariadi, Semerang, Jawa Tengah.
Pada 25 September 2024, unit Gakkum menemukan informasi bahwa Darfo masih dirawat di rumah sakit. Dua hari kemudian atau 27 September, petugas menerima kata -kata bahwa Darso kembali dari Rumah Sakit Permata Medika.
Mengenai dugaan penuntutan dan pernyataan tentang hasil orang -orang di wajah, seperti keluarga, Adit mengatakan ini adalah situasi Jawa yang menyelidiki polisi, di mana laporan polisi mengatakan bahwa mereka dituntut. (Gil/kum)