
Jakarta, CNN Indonesia –
Korea Selatan terpaksa membayar 49 sekolah dasar dari kurangnya kesuburan.
43 sekolah di Majelis Parlemen (23/2) di Majelis Parlemen (23/2), di 43 sekolah, atau 88 persen Majelis Parlemen di luar Siola, di provinsi Seoul (23/2)
Selama lima tahun terakhir, setiap kota dan provinsi jauh lebih tinggi daripada jumlah sekolah yang dibayarkan setiap tahun.
Jumlah sekolah yang ditutup pada tahun 2020 meningkat menjadi 33.
Berdasarkan area ini, sekolah tidak ditutup. Namun demikian, Korea Times (24/2), enam sekolah di provinsi Geong akan ditutup tahun ini, tingkat kelahiran akan menutup tingkat kelahiran.
Pembayaran tertinggi 10 sekolah tahun ini terdaftar di provinsi mingguan South Air.
Sementara itu, Busan kehilangan dua sekolah dan limbah Daga tahun ini.
Berdasarkan kualitas pendidikan, sekolah dasar adalah populasi yang paling terpengaruh. Dari 49 sekolah yang ditutup tahun ini, 38 sekolah dihilangkan. Selain itu, delapan sekolah menengah dan tiga sekolah menengah akan ditutup.
Pengaruh populasi anak -anak berkurang, dan pada tahun akademik terakhir tidak ada siswa baru.
Pada bulan April 2024, jumlah sekolah dasar didaftarkan tanpa siswa terakhir di provinsi Geora Utara. 16 sekolah dengan 16 sekolah dengan 17 sekolah, provinsi Goongzang utara di provinsi chiting selatan. Ada 12 sekolah tanpa siswa baru. Provinsi Gangwon memiliki 11 sekolah tanpa siswa baru.
Saya berharap angka ini meningkat tahun ini.
Lebih dari 42 sekolah data pendahuluan dari ibukota dan provinsi ibukota dan provinsi komersial dan provinsi, 25 sekolah di provinsi Lomkhovaya adalah 25 sekolah dan 26 orang di provinsi Gangang. (RDS / BAC)