
Jaket, CNN Indonesia –
National Police Cortastic Corporation menyita beberapa dokumen setelah mencari bacaan dalam kasus korupsi proyek pengembangan gula Djatiro (PG) di Pt Perkebunan Nusanana (PTPN) XI.
Kepala korupsi nasional korupsi korupsi polisi di Kombes, Katyar Arymania, mengatakan para peneliti sedang mencari beberapa kamar, termasuk dewan direksi dan Hutama Creak, Kamis (20/2).
“Beberapa kamar kami mencari. Direktur, kamar komisaris, dan sebagainya,” kata Katy dalam laporannya kepada jurnalis, Jumat (21/2).
“Banyak (item yang disita) telah mencapai beberapa dokumen, bukti, file, data, dan sebagainya,” tambahnya.
Dalam hal ini, Beatti mengatakan para peneliti juga memeriksa 50 saksi dan ahli yang terkait dengan korupsi proyek pembangunan pabrik gula.
“Beberapa bagian yang mencurigakan tahu bahwa sekitar 50 saksi telah diuji,” katanya.
Di masa lalu, polisi nasional mengakui bahwa mereka sedang menyelidiki kasus yang diduga dari Proyek Konstruksi PG Djatirrot di PTPN XI, Jawa Timur, selama periode 2016.
Wakil Kepala Cortiony Cortory Arif Edrierasa menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan pelacakan program strategis BUMM yang didanai oleh APBN-P 2015.
Ariaf menjelaskan bahwa tindakan korupsi kriminal dalam proyek tersebut diduga terjadi pada tahap perencanaan, pelelangan, permintaan dan pembayaran yang tidak dilakukan sesuai dengan instruksi yang ada.
Akibatnya, perkiraan proyek pengembangan RP871 tidak selesai, meskipun telah beroperasi selama hampir tujuh tahun dan menyebabkan kerugian negara.
Dia menjelaskan dari hasil penyelidikan, anggaran PG Bloomgang Djatiroto, Jawa Timur tidak sepenuhnya tersedia, sebagaimana dinyatakan dalam nilai kontrak.
Selain itu, ARIF mengatakan presiden PTPN XI dan perencanaan pengembangan bisnis bekerja bersama untuk mentransfer KSO Hutama-Eurrosiatic-Namta sebagai pemasok proyek konstruksi.
“Akronim pengembangan bisnis PTPN XI, komite telah meminta komite untuk membuka pelelangan. Sementara HPS masih diperiksa oleh tim konsultan PMC,” jelasnya. (TSA/TFQ)