
Jakarta, CNN Indonesia –
Menteri Negara Erick Thohir menekankan bahwa tidak ada semua pompa bensin publik (SPBU) di Indonesia (SPBU).
Ini menekankan sebagian besar perusahaan swasta dan mikro-abnormal dan menengah (UMKM) (UMKM), sehingga penting untuk mempertahankan keseimbangan dalam industri minyak.
“Tidak semua pompa bensin yang dimiliki pertamina. Sebagian besar pompa bensin milik UMKM, sektor swasta. Kami juga harus melindungi,” katanya.
Pernyataan ini menekankan masalah bahan bakar fiksi di sektor minyak nasional dalam konteks transparansi dan persaingan yang sehat, khususnya masalah bahan bakar yang sehat, pembelian 92 (Pertamax).
Erick Thohir menekankan bahwa pengembangan dalam industri harus diimplementasikan secara objektif berdasarkan emosi atau tuduhan sepihak.
Menurutnya, pemahaman yang lebih luas tentang visi industri akan menyiapkan kebijakan yang lebih bertarget.
Selain itu, Erick, produk pertamina, dilaporkan diselidiki oleh kepercayaan publik, termasuk perkelahian bahan bakar atas pemain dan kantor jaksa penuntut umum.
Dia menekankan bahwa ada perbedaan antara pengalaman meningkatkan kinerja bahan bakar dan membingungkan di alam.
“Saya melihat kemarin dan pengacara (Sanitary Burhanuddin). Saya tidak ingin berdebat tentang apakah kebingungan campuran ini bingung.”
“Tetapi jika ada yang salah pada titik tertentu, ya, kami telah mengambil tindakan kantor jaksa penuntut umum,” katanya.
Selain itu, Erick menilai peningkatan keterbukaan dan persaingan di bidang ini dengan tes perbandingan.
BP berlaku untuk konten YouTube yang membandingkan kinerja bahan bakar dari berbagai merek seperti vivo, pertamina dan shell.
Menurutnya, industri minyak, seperti sektor lain seperti penerbangan dan asuransi, harus dikelola dengan perspektif yang lebih luas. Erick menekankan peningkatan menyeluruh di bidang ini untuk mencegah hanya satu masalah khusus.
“Jadi, terlepas dari apakah pertamin atau tidak
Masalah bahan bakar yang sebelumnya beragam, selain klaim korupsi dari pembelian Ron 92 (Pertamax), yang sedang diselidiki oleh kantor prototomin, ditutup bersama dengan klaim korupsi.
Sejumlah pejabat pertamina dan partai swasta, Pt Pitamina Patra Niaga, presiden Riva Siahaha, mungkin disebutkan, termasuk Pitamina Patra Niagaan.
Direktur Penelitian Jampidsin Abdul Qathain Abdul Garhar, Pt Pitamina Patra Niaga telah melakukan pembelian produk pemrosesan oleh Niaga, pembelian untuk tersangka Rumah Sakit Ron 92 (Pertamax).
“Sebenarnya, ketika Ron 90 (pertalite) atau lebih rendah, ketika Anda dicampur di penyimpanan / gudang, ini tidak diizinkan.”
Kasus ini masih dikembangkan oleh Kantor Jaksa Penuntut Umum untuk mengungkapkan klaim korupsi dalam pertamin.
(Chri / del)