
Jakarta, CNN Indonesia –
Komisi Perwakilan House XII mengambil posisi yang kuat untuk skandal korupsi mega di ReLECAM, yang baru -baru ini dibuka oleh Kantor Jaksa Agung. Anggota Komisi XII, Mukhtarudin, menekankan kewajiban untuk mendukung lembaga penegak hukum dan transparansi dalam menyelesaikan masalah tersebut.
“Pengawasan pertamin dan sektor energi akan diperkuat untuk mencegah kasus -kasus seperti itu di masa depan,” katanya dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Selasa (4/3).
Dia juga menghargai langkah -langkah cepat pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM), menciptakan tim untuk mempelajari masalah ini.
Komponen pusat Kalimantan juga menambahkan bahwa partainya telah memeriksa (diuji) dan tes bahan bakar (BBM), terutama Ron 90, Ron 92, Ron 95, Ron 98 dalam serangkaian pompa bensin.
Kegiatan ini dilakukan dengan lembaga minyak dan gas (Lemigas) oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk memastikan bahwa produk yang diberikan kepada masyarakat benar -benar kualitatif dan sesuai dengan karakteristik tertentu.
Dia juga meminta PT Patramina Patra Niaga untuk memberikan penjelasan yang komprehensif dan asosiasi tingkat besar mengenai masalah pencampuran bahan bakar dengan Ron 92 atau Pertamax. Terutama mereka yang sangat bersemangat baru -baru ini sehingga orang memahami fakta sejati.
“Jangan biarkan masyarakat menjadi bingung dengan bisnis ini dan memengaruhi berita yang salah yang menyebar di masyarakat. Prittov harus melakukan upaya untuk mempertahankan kepercayaan publik pada pertam sehingga orang tidak pergi ke pompa bensin swasta karena masalahnya,” katanya.
Mukhtarudin menekankan bahwa jika masalah ini tidak segera diselesaikan, dampaknya pada akhirnya akan terasa tidak hanya Pettam tetapi juga negara, jadi kondisi ini harus diharapkan secara serius.
Dia juga menyesali publik dalam hal ini bahwa dalam hal ini tidak cukup akurat. Dalam perkembangan mereka, sejumlah partai benar -benar menarik nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Balil Lahadalia dan di pusaran air mega -korupsi.
Faktanya, katanya, Balil memegang jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Agustus 2024, sementara kasus korupsi terjadi pada pertengahan 2018-2023. Sebaliknya, ia melanjutkan, Menteri Balil saat ini sedang membersihkan dan mereformasi pengelolaan impor bahan bakar.
“Komisi Energi akan memastikan bahwa informasi yang dikirimkan kepada publik diperoleh dari fakta yang akurat dan tidak digunakan untuk kepentingan politik tertentu,” katanya.
Mukhtarudin berasumsi bahwa penemuan korupsi skandal ini harus menjadi dorongan bagi pertami dan anak perusahaannya untuk mengelola reformasi untuk memulihkan kepercayaan publik dan mempertahankan integritas manajemen kekayaan alam negara tersebut sesuai dengan mandat konstitusional. (Rir)