
Kupang, CNN Indonesia –
Tugas Pengamatan Volcano (PPGA), 2/3 malam Minggu, gunung Lewotobi Men’s East Nusa Tenggara (NTT), api api terlihat di puncak api.
“G. Lewotobi Man memiliki lampu api,” Lewotobi Adam “Yohanes Koll Sorewut dari Yohanes Koll Sorewut, dalam sebuah pernyataan tertulis di tengah malam di tengah malam. Dia berkata.
Dia mengatakan bahwa ketinggian sinar api di puncak KTT Lewotobi, Lewotobi, 1584 meter di atas permukaan laut (MDPL), PPGA Lewotobi Man di desa PPGA Lewotobi di Wanganggitang, dia mengamati ketinggian ketinggian (MDPL) di desa PPGA Lewot.
Sementara itu, berdasarkan lembar tertulis PPGA, kegiatan Pegunungan Lewotobi pria (2/3) per minggu adalah 11 kali pada puncak abu abu hingga 1.500 meter 11 kali.
Ledakan ledakan diberikan oleh Johanes, termasuk ledakan, 00.00-06.00.
Namun, pada acara 06.00-12.00, empat ledakan yang dilaporkan di Yohanins di Wita 07.57, 09.10, 10.01 dan 10.48, 10.48 dan 10.48. Lewotobi, ledakan Gunung Yang Mulia, membawa empat kali, KTT abu vulkanik dari 1000-1500 meter di atas KTT.
Menurut laporan PPGA, Gunung Lewotobi meledak tiga kali dalam 12.00-18.00. Namun, hanya dua ledakan pada 12.16 dan 17.03, ketinggian abu di atas bagian atas puncak dilaporkan dengan ketinggian 1000-1.300 meter di atas puncak.
Dan Laporan 18.00-24 00, PPGA, abu 500 meter di puncak meledak. Namun, PPGA tidak dirinci selama ledakan.
Yohanes, Desa Nurbelen Adamed Lewotobi Mountain, Wilayah Ileebura, Flores Timur, Ntt.
Dalam status tunggu, PPGA Lewotobi Ringa, ledakan lima kilometer, dan tidak beroperasi dalam radius barat laut-dari pusat sektor barat daya.
“Orang-orang G. Lewotobi di sekitar pria dan tamu / wisatawan, G. Lewotobi pria dan sektor barat daya-ledakan 5 km di Utara-Utara-Utara-Timur tidak beroperasi.”
Yohanes meminta masyarakat untuk tidak mempercayai masalah yang tidak pasti dan tetap tenang dan mematuhi PPGA dan pemerintah daerah.
“G. Lewotobi menyadari potensi dalam posisi kepadatan tinggi orang -orang di sekitar orang -orang di sekitar pria itu, Dulipali, Gurun, Nobo, Klatanlo, Hokengjaya, Pipa, Nawhanes,” kata Johanes, Johanes, kata
Orang -orang yang terkena hujan abu terus melanjutkan topeng atau hidung dan penutup mulut untuk mencegah bahaya abu vulkanik dalam sistem pernapasan.
(Anak / Tangan)