
Jakarta, CNN Indonesia –
Israel mengatakan bahwa ini akan mencegah Gaza, bergabungnya Palestina dan menyediakan Palestin dalam pernyataan hari Minggu (2/3).
Namun, Kantor Perdana Menteri Israel tidak memberikan banyak informasi tentang keputusan ini, tetapi memperingatkan “hasil tambahan”, jika Hamas tidak menerima apa yang diklaim Israel sebagai resolusi AS (AS) untuk memperluas gencatan senjata.
Masih belum jelas apakah sumber dukungan untuk Gaza akan sepenuhnya dihentikan oleh Israel.
Fase pertama gencatan senjata Israel-hama, termasuk dukungan manusia, berakhir pada hari Sabtu (1/3).
Kedua belah pihak tidak berinteraksi pada fase kedua, di mana Hamas diperkirakan akan mengembalikan tentara Israel dan membebaskan selusin sandera yang tersisa dengan imbalan gencatan senjata permanen.
Sebelumnya pada hari Minggu (2 Maret), Israel mengatakan dia telah mendukung proposal untuk memperluas fase pertama gencatan senjata untuk Ramadhan dan kebangkitan, atau pada 20 April 2025.
Dikatakan bahwa proposal ini berasal dari Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witcooff.
Berdasarkan proposal ini, Hamas akan melepaskan setengah sandera pada hari pertama dan secara permanen gencatan senjata setelah sisa perjanjian, menurut kantor perdana menteri perdana menteri, Benjamin Netanyahu.
Tidak ada komentar langsung dari AS, Mesir atau Qatar, yang merupakan mediasi antara Israel dan Hamas selama lebih dari setahun. Hamas tidak menjawab proposal ini.
Sementara pendudukan Israel pada hari Minggu (2/3) memutuskan untuk mencegah invasi bantuan manusia ke Jalur Gaza dan menutup informasi tambahan.
Kantor Berita Palestina (WAFA) melaporkan bahwa keputusan Israel dibuat selama pertemuan yang diadakan tadi malam, dalam konteks perjanjian Israel dengan Israel, karena itu adalah kebetulan dengan akhir fase pertama perjanjian gencatan senjata tadi malam.
Setelah pertempuran berdarah diluncurkan oleh Israel di Jalur Gaza dari 7 Oktober 2023, perjanjian gencatan senjata untuk Gaza Patti mulai berlaku pada Januari tahun lalu, menyebabkan 46.913 orang menjadi martir dan lebih dari 119.750 terluka. (WIW)