
Jakarta, CNN Indonesia –
Perdana Menteri Israel Benjamin Netaniah menolak proposal yang dibuat oleh militan Palestina Hamas tentang gangguan kebakaran.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (2/3), Netania mengatakan bahwa ia menolak proposal Hamas, karena proposal tersebut disajikan “tidak dapat diterima”.
“[Hamas] menerapkan gencatan senjata yang sama sekali tidak dapat diterima,” kata Netania, katanya kepada Al Jazeera.
Dia tidak menjelaskan lebih banyak tentang proposal Hamas. Netania baru saja memperingatkan bahwa “lebih banyak langkah” dapat dilakukan jika Hamas terus menahan warga negara Israel di Gaza.
“Israel tahu Amerika dan Presiden [Donald Amerika] Trump mendukung kami,” katanya.
Melaporkan kepada Anadola Anadola, Israel menerima proposal oleh utusan khusus Trump ke Timur Tengah, Steve Vitkoff, untuk memperpanjang penghentian sementara selama 50 hari.
Menurut perjanjian, fase pertama dari kepintaran yang dibuat oleh Israel dan Hamas sekarang hanya 42 hari. Fase pertama yang bagus sejak 19 Januari secara resmi berakhir pada hari Minggu (2/3).
Israel dan Hamas diminta untuk menetapkan fase kedua, yang negosiasi dimulai di masa lalu.
Namun, pada kenyataannya, Netaniahu setuju untuk mengikuti proposal Vizoff, yang, menambahkan fase pertama selama bulan suci Ramadhan dan Paskah Yahudi.
Rupanya Hamas menolak rencana itu dan berubah, ia meminta penipuan permanen dilintasi sesuai dengan perjanjian pada fase kedua.
“Sekali lagi, Israel menerima rencana ini. Saya menerima rencana ini. Tetapi sejauh ini Hamas menolak,” kata Netania.
Fase kedua kepintaran Hamas-Israel mencakup kesepakatan untuk gangguan kebakaran yang konstan. Pada titik ini, Israel dan Hamas harus menyetujui penipuan permanen dan sebaliknya, Hamas akan membebaskan para tawanan orang -orang yang masih hidup, dan warga sipil dan tentara.
Israel juga harus menerbitkan banyak tahanan Palestina yang paling diterima. Dalam rilis sandera ini, kedua belah pihak harus menerima “perdamaian berkelanjutan”.
Selain itu, Israel harus sepenuhnya mengajukan banding ke pasukannya dari Gaza.
Meskipun ada perjanjian ini, Netanyahu berusaha memperluas fase pertama tanpa ingin melanjutkan ke fase lain. Hanya saja para tahanan dibebaskan sebanyak mungkin tanpa perlu mengakhiri perang. (BAC / BLK)