
Yakarta, CNN Indonesia –
Beberapa fenomena surgawi akan menyapa pada bulan Maret, salah satunya adalah gerhana bulan total yang akan terjadi pada hari Kamis (3/13).
Peristiwa gerhana terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam konfigurasi tertentu.
“Eclipse matahari ketika bulan berada di antara bumi dan disko del sol dan bulan menutupi disko matahari ketika dilihat dari bumi, sementara gerhana bulan ketika bumi berada di antara matahari dan bulan dan bumi bumi yang jatuh di bulan,” kata poananadra putri eclipse, seorang peneliti di Brin Center, Page.
Peneliti, yang disebut Familiar Puan, mengatakan bahwa total gerhana bulan disaksikan dengan aman. Ketika puncak fenomena ini terjadi, bulan akan tampak kemerahan karena pembiasan sinar matahari oleh atmosfer bumi.
Dia menambahkan bahwa fenomena ini dapat disaksikan dengan mata telanjang selama iklim yang cerah.
Meski begitu, total gerhana bulan dari 13 hingga 14 Maret tidak dapat disaksikan oleh wilayah Indonesia. Dia mengatakan bahwa gerhana ini hanya bisa disaksikan di Eropa, Amerika dan Arktik.
Namun, dalam beberapa bulan mendatang ada total gerhana bulan yang akan menyapa lagi dan dapat disaksikan dari Indonesia. Fenomena ini akan terjadi pada 7 September 2025.
Puan mengatakan bahwa total gerhana bulan pada bulan September dapat dilihat dari 22,28 WIB hingga 8 September di 03,55 WIB.
Sementara itu, total gerhana bulan yang terjadi minggu ini menandai kembalinya fenomena ini ke Amerika Utara setelah 2 tahun. Kondisi pengamatan Eclipse akan sangat baik untuk sebagian besar Amerika Serikat dan Kanada.
Dikutip dari luar angkasa, bagian barat benua ini memiliki pandangan terbaik, dan pemandangan bulan yang benar -benar tertutup dalam bayang -bayang bumi akan dengan mudah dilihat dari daerah pesisir.
Durasi totalitas akan lebih lama dari biasanya, yang akan bertahan 1 jam 6 menit.
Di sisi lain, bagi mereka yang berada di sisi lain Atlantik, gerhana akan rendah di langit barat ketika bulan sebelum matahari terbenam pada hari Jumat.
(LOM/DMI)