
Jakarta, cnn indonesia-
Senator Republik John Curtis mengkritik keputusan AS untuk menolak menyelesaikan pekerjaan Ukraina di Ukraina.
Majelis Umum PBB mengadakan pemungutan suara pada resolusi tentang pendudukan Kyive di Moskow pada hari Senin (24/2). Sebanyak 93 negara mendukung resolusi.
Sementara itu, 65 negara dan 18 negara, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, menolak solusi “pengembangan perdamaian Ukraina yang komprehensif, sah dan berkelanjutan.”
Sikap AS mengejutkan banyak partai, termasuk Partai Republik. Alasannya adalah bahwa Amerika Serikat, terutama di bawah administrasi Presiden Joe Viden, sangat menentang pendudukan Rusia.
Menurut Curtis, perubahan ini juga menunjukkan bahwa cita -cita kebebasan dan demokrasi Amerika sekarang telah berubah.
Curtis, seperti yang dikutip agensi Anadolu, berkata, “Kami bukan teman kami karena suara untuk suara hari ini hari ini.”
“Sikap ini adalah perubahan dramatis dalam kebebasan dan demokrasi Amerika.”
Amerika Serikat menolak resolusi tersebut, tetapi Majelis Umum PBB masih mengadopsi resolusi, mengingat bahwa lebih banyak dukungan negara. Resolusi itu umumnya kuat dalam Perang Ukraina untuk segera berhenti.
“Kita semua ingin mengakhiri perang, tetapi harus dicapai tergantung pada kondisi bahwa kedaulatan dan keamanan Ukraina harus dijamin dan bahwa Putin harus mencegah Putin dari memblokir Putin.”
Setelah menjabat sebagai Presiden Donald Trump, ia benar -benar menciptakan manuver yang tidak normal untuk mengatasi Perang Ukraina. Dia mengatakan dia menerima Putin dengan mengundangnya untuk menegosiasikan Ukraina.
Delegasi AS dan Rusia, yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, mengadakan pertemuan awal di Arab Saudi masing -masing pada 18 Februari.
Tokoh -tokoh Partai Demokrat dan Republik juga menyaksikan tahap -tahap upaya pemerintah Trump untuk mengubah badan presiden di Ukraina. (BLQ/BAC)