
Jakarta, CNN Indonesia –
Korea Utara menembakkan beberapa rudal balistik pada hari Senin (10/3) ketika Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama tahunan di semenanjung Korea.
Kepala staf Korea Selatan mengatakan bahwa Pyongyang memulai beberapa rudal balistik yang tidak diketahui pada siang hari dari provinsi Hawanghe ke Laut Barat, juga dikenal sebagai Yellow C.
Pernyataan militer Seoul dinyatakan oleh AFP, “Tentara kami telah mendeteksi beberapa rudal balistik yang tidak dikenal sekitar pukul 13.50 (waktu setempat), yang diambil dari provinsi Hawanaghe ke Laut Barat.”
Tentara Korea Selatan melanjutkan, “Tentara kami akan meningkatkan pengawasan dan mempertahankan kesiapan lengkap dengan kerja sama erat dengan Amerika Serikat.”
Korea Selatan dan Amerika Serikat melakukan latihan militer bersama tahunan yang disebut Freedom Shield yang dimulai pada hari Senin (10/3). Pelatihan bersama ini akan berlangsung hingga 20 Maret.
AS dan Korea Selatan mengklaim bahwa praktik ini merupakan upaya defensif oleh kedua negara.
Namun, Korea Utara telah lama melihat latihan bersama sebagai praktik untuk menyerang Pyongyang. Korea Utara juga melakukan tes senjata untuk membalas praktik berulang.
Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan pada hari Senin, “Ini adalah tindakan stimulasi berbahaya yang memicu posisi akut di semenanjung Korea, yang dapat memicu konflik fisik antara kedua pihak melalui tembakan yang tidak disengaja.”
Hubungan antara Pyongyang dan Seoul tidak pernah bersama seperti yang diperjuangkan kedua negara di masa lalu. Selama bertahun -tahun, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan juga telah mencapai titik terendah mereka dengan serangkaian aksi peluncuran rudal dan pengiriman balon dari Korea Utara.
Secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih berjuang karena konflik pada tahun 1950–1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan dengan perjanjian damai. (RDS/BLQ)