
Jakarta, CNN Indonesia –
Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) harus mewajibkan tikungan internet (pinjaman) untuk dapat melayani masyarakat dengan latar belakang efisiensi anggaran yang diterapkan oleh Presiden Subion.
Presiden BPKN Muhammad Mufti Mubarok mengatakan anggaran BPKN dihitung dari 8,97 miliar RP menjadi 2,39 miliar rp.
“Maaf, ini agak ekstrem, teman -teman kita yang perlu mengirim surat itu, masih sebelum meminjamkan pinjaman, Tuan, untuk bertahan hidup,” kata Mufti VI. Komisi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/13).
“Tidak banyak, tetapi kita harus dapat mendukung kehadiran negara,” katanya.
Mufti juga memerintahkan untuk minum bahkan staf BPKN yang harus membeli sendiri. Selain itu, kanan dan kiri berkewajiban untuk membiayai layanan publik.
Dia mengatakan bahwa BPKN terus bekerja secara optimal di tengah -tengah anggaran. Dalam banyak kasus, bidang, seperti perusahaan perawatan kulit polemik, masih diperiksa, yang tidak lengkap dengan kepemilikan tanah.
“Layanan kami tidak berhenti, tetapi apa pun itu, kami terus pergi.
(AGT/DHF)