
Surrabaya, CNN Indonesia –
Siswa Malang, Jawa Timur dan Macassar dan Sulveesi Selatan pada hari Selasa (18/2) mengelilingi gedung DPRD setempat.
Aliansi Masyarakat Royal Malane Malang dibuka di sekitar Dewan Eksekutif Mahasiswa Royal Malang (BEM) Mass Grag City DPRD. Kebanyakan orang mengenakan pakaian hitam bergegas ke Malang mengenakan alun -alun dari Stadion Gajayana di Malang.
Presiden Probo Subayanto dan Wakil Presiden Gibrano Rakabaming Raka, “Reformasi Korupsi”, “Dark Indonesia” dan “Dark Indonesia” dan “Dark Indonesia” dan “Dark Indonesia” juga dilarang dilarang dilarang.
Faktanya, harapan rendah kesejahteraan orang. Mereka juga menyanyikan “tanah air saya”.
“Datanglah ke teman -teman kami, kami bertemu dengan antrean, kami akan memblokir akses ini ke jalan,” kata salah satu pembicara.
Massa tindakan telah membawa banyak persyaratan. Salah satu dari mereka menolak kebijakan Probov tentang kemampuan pendidikan dan anggaran kesehatan serta untuk meninjau program makan nutrisi gratis (MBG).
Efek dari aksi, wilayah Malang Tugu Alun-aran dalam lalu lintas, dari balai kota ke DPRD Kota Malang, benar-benar membeku. Kendaraan komunitas diarahkan pada langkah -langkah lain. Sementara itu, ratusan petugas polisi juga disimpan.
Aksi gelap Indonesia juga terjadi di Makasassar, selatan selatan. Siswa mengepung kantor DPRD South Slawes untuk meninjau kebijakan kapasitas anggaran pendidikan.
Saat membakar ban yang digunakan di depan gerbang, URIP besar -besaran URIP Sumoardzo menutup jalan, sehingga mendorong aliran lalu lintas di layar.
Siswa ingin pemerintah memprioritaskan pendidikan, yang merupakan tanggung jawab negara untuk menginformasikan kehidupan negara, menurut 1945. Kekuatan hukum dan komunitas layanan kesehatan gratis.
“Hari ini, permintaan kami adalah pendidikan dan kesehatan, bukan prioritas, tetapi hanya peralatan tambahan,” kata Alfie.
Siswa menekankan kondisi lembaga pendidikan dan perawatan kesehatan di Indonesia, yang masih sangat menakutkan. Namun, pemerintah belum membuat solusi.
“Kami ingin pemerintah memberikan kesejahteraan kepada staf medis di semua bidang. Maka itu akan memberikan pendidikan gratis kepada seluruh masyarakat,” jelasnya.
Perwakilan DPRD bertemu dengan kinerja siswa dan menerima aspirasi kepemimpinan DPRD South Slawes.
Setelah pertemuan itu, siswa kembali ke tindakan untuk DPRD Sulawesi Selatan jika mereka tidak mengajukan klaim mereka kepada pemerintah pusat.
“Kami akan kembali dengan lebih banyak Misa jika pada SupiUi DPRD ke -21 tidak akan membuat keputusan,” katanya. (WIS/FRD/MIR)