
Jakarta, CNN Indonesia –
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa gelombang serangan fatal terhadap Gaza, yang dibunuh oleh lebih dari 400 orang, hanya berada di daerah saku tindakan baru Israel.
“Hamas merasakan kekuatan tangan kita dalam 24 jam terakhir. Dan maksudku ini baru permulaan,” kata Netanyahu dalam pidato terakhirnya seperti yang dikutip AFP.
“Mulai sekarang, negosiasi hanya dilakukan selama tembakan. Tekanan militer sangat penting untuk membebaskan sandera yang tersisa,” tambahnya.
Militer Israel meluncurkan serangan terakhir di Jalur Gaza pada hari Selasa (18/3) di tengah menghentikan kebakaran yang sedang berlangsung. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 400 orang, termasuk anak -anak, meninggal dalam serangan yang rusak oleh pasukan Zionis.
Israel mengatakan dia akan terus meningkatkan Gaza, jadi sejak Oktober 2023, setiap sandera Hamas telah dikirim pulang. Dari 251 sandera, Israel mengatakan bahwa Hamas masih menampung 58 orang.
Dalam pidatonya, Netanyahu juga membantah tuduhan bahwa dimulainya serangan Gaza dipimpin oleh keprihatinan domestik Israel.
“Saya telah mendengar bahwa komentator menyebar di media, seolah -olah rekomendasi dan tindakan IDF didukung oleh pertimbangan politik,” kata Netanyahu.
“Mereka tidak malu pada mereka. Mereka tidak memiliki garis merah. Mereka hanya menggemakan propaganda Hamas beberapa kali,” tambahnya.
Israel menyerang Jalur Gaza pada Selasa pagi atau ketika penduduk di fajar. Salah satu Gazan mengatakan dia telah melihat lusinan berburu dan drone di dekat daerah perumahan.
Salah satu perwira Israel mengatakan bahwa pasukan akan diserbu sampai akhir, jika perlu, sampai akhir, meskipun mereka sepakat untuk menghentikan api.
Israel telah melakukan agresi di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Dampak serangan, lebih dari 48.000 orang tewas dan ribuan fasilitas beradab telah dihancurkan.
(DNS)