
Yakarta, CNN Indonesia –
Dengan listrik dari hukum TNI hukum TNI, pertemuan dengan hukum TNI, pertemuan dengan Pemerintah India, Sekretaris Jenderal DPR DPR
Indra menjelaskan bahwa ia mengizinkan janji temu pada pertemuan mendesak pada pertemuan mendesak sesuai dengan aturan Pasal 254.
RUU TNI yang ditentukan oleh pertemuan Punja, kepemimpinan DPR harus dilaksanakan di luar kepemimpinan DPR. Dia mengaku mencari lokasi yang sesuai, hanya Fairmont Hotel yang tersisa.
“Jelajahi banyak hotel di Sekretariat, tetapi ini adalah salah satu yang paling tersedia, tetapi tersedia untuk RUU PANJA, RUU Punja dipertimbangkan pada hari Sabtu.
Fairmond Hotel diadakan di Fairmont Hotel, tetapi hotel ini memiliki kerja sama khusus antara hotel dan DPR, tetapi untuk mendapatkan penawaran harga khusus dan terjangkau.
Mengingat dua hotel yang berkolaborasi dengan AS yang terjangkau, “jelasnya.
Indra menambahkan bahwa partisipasi RUU TNI Punja akan membutuhkan stasiun peristirahatan dengan intensitas pertemuan yang tinggi. Menurutnya, tidak mungkin untuk menyelesaikan pagi yang baru di pagi hari, tetapi sekali lagi mereka melanjutkan keesokan harinya.
“Karena itu adalah satu -satunya urgensi Marathan dan satu -satunya urgensi,” katanya.
“Karena pertemuan ini adalah angka perkawinan, tetapi di pagi hari, tetapi di pagi hari. Karena itu, istirahat harus dimulai,” tambah Indra.
Komisi Republik (PANJA), sehubungan dengan Hotel Fairmond di Central Hotel di Yakarta, Fairmond Hotel, ulasan hukum TNI, kembali berjalan.
Komisi Perwakilan Hazanuddin, Hazanuddin, dari Hazanuddin, dari Hazanuddin, dari Hazanuddin, dari Menteri TB PDP dibahas kemarin. Dia mengatakan diskusi akan selesai hari ini.
“Kami dapat menyelesaikan 40 persen dari jumlah lemah tadi malam. Saya tidak mengerti mereka. Kami telah menyelesaikan 92 Fang,” kata Hazanuddin.
Menteri Pertahanan Sajapri Sangam mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan terlibat dalam diskusi dengan DPR. Dia mengatakan RUU TNI harus diselesaikan sebelum DPR.
Safri mengatakan bahwa RUU TNI yang disajikan oleh Pemerintah Departemen Pemerintah memiliki empat poin utama. Memperkuat dan memperbarui tim preventif pertama.
Kedua, tentukan batas penempatan TNI pada sasorador Tiletar yang tidak menarik di lembaga -lembaga sipil. Ketiga, kesejahteraan yang kaya para prajurit. Akhirnya, mengontrol usia pensiun TNI.
Namun, Sajapri menekankan tinjauan tiga artikel. Dalam posisi TNI, masing -masing Pasal 3, Pasal 47, dikaitkan dengan Pasal 53 dalam warga sipil dan 53 dari TNI. (FRA / TFQ / FR)