
Jakarta, CNN Indonesia –
Sekretaris -Jenderal PDI Perjuangan DPP (PDIP) Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa partainya menang di 14 provinsi dan 247 distrik/kota dalam pemilihan lokal simultan 2024.
Hasto kemudian berpendapat bahwa PDIP masih bisa menang, meskipun ada upaya oleh presiden ke -7 Republik Indonesia Joko Widodo, yang dilaporkan ingin tenggelam oleh Megawati Sukarnoputri.
“Di tengah -tengah upaya untuk menyerahkan PDI Perjuangan oleh Mr. Jokowi dan keluarganya, tampaknya dukungan orang selalu menjadi massa.
Berdasarkan detailnya, 14 provinsi adalah Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Kep. Bangka Belitung, Dki Jakarta, Bali, Calimantan Barat, Calimantan Tengah, Papua, Tengah –Papua, Papua Gunung, Papua Selatan dan -papuea Barat.
Dari 14 provinsi, sembilan kerangka kerja PDIP menang. Sementara itu, dari 247 distrik/kota, bingkai 162 PDIP dimenangkan.
“Proses pelembagaan partai terus dilakukan, sehingga Partai Pertarungan Demokrat Indonesia dicatat sebagai partai yang dapat menempatkan kerangka kerja partainya sebagai pemimpin di semua wilayah,” katanya.
Pada acara tersebut, Hasto mengatakan bahwa Pilgub Biantenen 2024 harus dimenangkan oleh pasangan Sumardi Airin Rachmy-bade jika tidak ada keterlibatan dengan ‘Partai Coklat’ atau Parcok.
Hasto mengatakan PDI -P DPP membentuk tim di bawah kepemimpinan Yasonna H Lasoly untuk memohon di Banten. Ia diketahui didukung oleh PDIP dan Golkar.
“Jadi kami percaya bahwa Ny. Airin dan ADE seharusnya menang di Banten jika tidak ada penyebaran alat yang berbeda dari Parcok sebelumnya. Kami yakin bahwa Ny. Airin dan ADE akan menang,” kata Hasto.
Selain itu, Hasto percaya bahwa pasangan yang akan ia miliki di Pilgub Sulawesi utara, Steven Kandouw-Alfred Denny, juga harus menang jika tidak ada mobilisasi untuk tekanan pada gereja.
“Jika tidak ada mobilisasi, tekanan pada gereja, kepala desa, anggota DPRD, kami percaya Brother Steven akan menang,” katanya.
Sementara di Jawa Tengah, Hasto juga percaya bahwa Andika-Hendrar Purple juga harus menang jika tidak ada instrumen kekuasaan dan sumber daya negara yang digunakan.
Dia juga merujuk pada kekalahan pasangan yang membawa PDIP di Sumatra utara dan Oost -java.
“Sumatra Utara, Letnan Jenderal Purny dan Hasan Basri.
(Dal/yoa)