
Jakarta, CNN Indonesia –
Seorang anggota Dewan Perwakilan Komisi II dari faksi Gérindra, Longki Djanggola menyarankan bahwa kurangnya dana untuk memilih (PSU) Pilkada 2024 yang diambil dari anggaran pendidikan dan kesehatan.
Orang -orang Prabowo menderita bahwa sumber anggaran bisa menjadi alternatif dari kurangnya anggaran PSU di beberapa daerah saat ini. Menurutnya, anggaran pendidikan dan kesehatan harus dialokasikan hingga 20%.
“Kekuatan diskresioner bagi daerah untuk menggunakan dana wajib seperti anggaran pendidikan kesehatan sebesar 20% dan 10%,” kata Longki pada pertemuan dengan KPU dan pemerintah Komisi Komisi II pada hari Senin (10/3).
Kemudian, kata Longki, pemerintah daerah dapat mengungkapkan untuk mengalihkan bagian dari anggaran ke PPU sebagai penyelenggara.
Mantan gubernur Pusat Sulawesi menganggap bahwa instruksi presiden yang terkait dengan efisiensi bukanlah konflik. Menurut Longki, proposal tersebut harus diperhitungkan oleh pemerintah.
“Saya pikir itu harus dipertimbangkan sampai diatasi oleh kebijakan menteri terakhir, ini hanya saran,” katanya.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, yang hadir pada kesempatan, menolak proposal Longki. Tito mengakui bahwa pemerintah tidak mengorbankan anggaran wajib untuk pendidikan kesehatan untuk pemilihan.
“Maaf, Tuan Longki, kami tidak akan mengorbankan wajib yang kaya, bahwa pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dampaknya langsung pada masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan bahwa jumlah anggaran untuk implementasi pemilihan ulang 2024 telah mencapai 719 miliar rupee. Jumlahnya turun dari proposal asli untuk mencapai RP1 miliar.
“Kami percaya bahwa itu adalah penurunan perkiraan pertemuan masa lalu sekitar Rp1.000 karena ada efisiensi,” kata Tito.
(Ryn / dal)