
Sidoarjo, CNN Indonesia –
Dua mantan pemain pribadi, Uston Nawawi dan Mat Halil, berbagi kenangan mereka tentang kolega mereka, para penerima hanya dengan Sigiantoro.
Uston dan Mat Halil masih merupakan kolega Sugiantoro saat mereka secara aktif bermain di Persebaya. Sebagai era, Uston terdengar lebih dengan Sugiantoro, dan Mat Halil kecil, sedangkan dua tahun.
Sugiantoro dan Uston, pada pertengahan tahun 1990 -an, bermain bersama di Persebaya pada awal tahun 2000 -an.
Sugiantoro dan Uston pergi ke PSPS Pekanbaru dan kemudian kembali ke Bajul Ijo di pertengahan -2000 -an.
Seringkali, bersama dengan perlombaan sepak bola, perasaan Uston begitu dekat dengan Bejouse Sigiantoro. Dia seperti teman dan bahkan saudaranya. Menurut tim nasional tahun 1990 -an, Sigiantoro adalah seorang pria yang sangat berdedikasi untuk sepak bola Indonesia.
“Mempelajari bagian dari banyak kenangan bahwa ada [bejo]. Kesan yang didedikasikan untuk sepak bola yang luar biasa,” katanya.
Mat Halil, Sigiantoro, yang dapat melayani pemain muda untuk pemain muda, seharusnya menunjukkan contoh bagi pemain muda.
“Bejo sangat mampu hanya untuk orang -orang muda yang terlihat. Sosok kapten yang dapat memperjuangkan hak -hak teman,” kata Mat Halil.
Sucianntoro pergi. Pada 1990 -an, sosok yang mengisi paduan suara pertahanan tim Indonesia, napas terakhir habis pada hari Selasa (25/2) di sore hari dan dimakamkan di pagi hari pada hari Rabu (26/2).
Ratusan tulang, keluarga dan kolega, keluarga dan kolega mengarahkan LeJoianto hingga istirahat terakhir mereka.
(NVA / FRD)