
Jakarta, CNN Indonesia –
Walikota Turki dari Istanbul Ekrem Imamoglu membuka suaranya setelah polisi memukul dan menangkap korupsi, tindakan terorisme, kepemilikan diploma palsu.
Imamoglu adalah salah satu pesaing terpenting Presiden Recep Tayyip dalam pemilihan berikutnya. Juru bicara Imamoğlu mengkonfirmasi kepada AFP bahwa seorang politisi 53 tahun telah ditangkap dan sekarang berada di markas polisi.
The Guardian melaporkan pada hari Rabu pagi dengan mengirim video melalui Imamoglu, ia tampaknya menanggapi penangkapannya dengan menulis deklarasi: “Ini adalah pukulan terhadap kehendak orang”.
“Ratusan polisi dikirim ke pintu masuk rumah saya, rumah bagi 16 juta orang di Istanbul,” kata Imamoglu di X.
Dia menyebut tindakan itu sebagai upaya untuk mencuri kehendak orang.
“Dengan hati yang berat, saya khawatir tentang sekelompok orang yang mencoba mencuri kehendak orang, mengirim polisi dan keamanan ke tindakan yang salah ini,” kata Imamoglu lagi.
Polisi yang mengelilingi rumah Imamoglu dan bahkan menggunakan peralatan yang sempurna untuk pemberontak. Selain itu, lusinan mobil juga berturut -turut di depan rumahnya.
Pihak berwenang Turki sebelumnya telah memerintahkan penangkapan Imamoglu, yang telah menjadi tujuan jaksa penuntut.
Perintah itu diterbitkan sehari sebelum Partai Oposisi Turki, Partai Rakyat Republik (Partai Rakyat Republik (CHP) telah mempertahankan koleksi asli untuk kandidat presiden partai.
Imamoglun diharapkan menjadi kandidat terkuat untuk kandidat presiden pada tahun 2028, mengancam Presiden Recep Tayyip Erdogan, yang telah berkuasa selama lebih dari 20 tahun.
Sebelum pengepungan di rumahnya, Universitas Istanbul membatalkan gelar Imamoglu karena dianggap rusak dan curang. Situasi ini menyebabkan CHP berpikir untuk memikirkan kembali janji temu Imamoglu.
Karena itu ia mengatakan bahwa kampus itu salah dan melanggar hukum.
“Mereka tidak memiliki wewenang untuk membuat keputusan ini. Otoritas sepenuhnya berada di tangan pemerintah Fakultas Ekonomi Bisnis,” kata Imamoglu di X.
Kantor berita Turki Anadolu mengatakan bahwa jaksa penuntut juga mengeluarkan 100 peraturan penangkapan lainnya. Pihak berwenang setempat menutup beberapa jalan di Istanbul dan membantah peristiwa tersebut untuk mencegah peristiwa setelah penjara Imamoglu.
(ISA/RDS)