
Jakarta, CNN Indonesia –
Biro Meteorologi, Iklim dan Geofisika (BMKG) memperingatkan warga Gakartan tentang konsekuensi negatif dari krisis iklim. Menurut BMKG, salah satu efek krisis iklim adalah banjir besar yang biasanya bertemu Jakarta dalam lima tahun, yang lebih umum.
Dalam beberapa dekade terakhir, kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa Jakarta sering mengalami banjir berat setiap lima tahun. Misalnya, banjir besar tahun 2025, 2020 dan 2015.
Menurut Duikorita, pola banjir ini dapat menjadi krisis iklim yang lebih rutin dan pengelolaan lingkungan.
“Jika kita tidak dapat mengendalikan lingkungan, banjir lima tahun tidak bisa lagi dan banjir lima tahun bisa menjadi tiga tahun tiga tahun, sebagai akibat dari banjir lima tahun,” kata Duikorita pada konferensi pers virtual pada hari Senin (3/24).
“Bahkan jika kita takut, itu akan terungkap sebagai normalisasi baru, karena banjir yang kuat dapat terjadi selama lima tahun sebagai akibat dari banjir setiap tahun,” lanjutnya.
Duikorita mengatakan dia masih tumbuh secara global atau nasional, yang menyiratkan catatan BMKG. Pada tahun 2024 ia mengatakan bahwa kelainan suhu, yaitu perbedaan antara suhu rata -rata antara evolusi industri sebelumnya dan suhu antara suhu, mencapai 1,55 derajat Celcius.
Angka ini telah mencapai perjanjian untuk Perjanjian Paris atau Paris. Perjanjian Paris adalah perjanjian internasional yang secara hukum menghubungkan perubahan iklim.
Perjanjian ini diadopsi oleh 196 negara di COP21, yang diadakan di Paris, Prancis pada 12 Desember 2015. Kontrak mulai berlaku pada 4 November 2016.
Tujuan utamanya adalah untuk mempertahankan bahwa “kenaikan suhu global rata -rata di bawah 2 derajat, jauh lebih besar dari tingkat industri sebelumnya” dan berupaya “mengurangi kenaikan suhu menjadi 1,5 derajat Celcius daripada tingkat industri awal.”
“Ini berarti bahwa tahun lalu kami melebihi 1,5 derajat Celcius dalam sebuah perjanjian yang harus dicapai pada paruh kedua abad ke -21,” kata Duikorita.
Menurut Duikorita, krisis iklim memiliki dampak langsung pada presipitasi ekstrem Indonesia baru -baru ini. Oleh karena itu, menurut Duikorita, semua pihak terkait harus bekerja sama sehingga ini tidak akan terjadi.
“Jadi pastikan banjir tidak banjir setiap tahun. Inilah yang harus kita hindari bersama.
(LOM/DMI)