
Surabaya, CNN Indonesia –
Pemerintah kota (Pemkot) dan Surabaya, secara besar -besaran melakukan patroli dan serangan untuk mencegah kegiatan balap ilegal dan sarung. Mereka juga menerapkan sanksi untuk merawat orang -orang dalam gangguan mental (ODG) dan kunjungan ke kuburan.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan pemerintah kota oleh Satpol PP bersama dengan para perwira TNI dan Polri mengadakan patroli di malam hari selama bulan Ramadhan 2025.
Namun, beberapa anak masih bertekad untuk melakukan perang sarung. Mereka berselingkuh pada patroli petugas untuk tidak terjebak selama patroli.
Dengan demikian, pemerintah kota Surabaya akan menjatuhkan sanksi pada penulis Perang Sarong yang ditangkap. Seperti, membantu merawat ODG, yang berada di lingkungan desa sosial (Liponsos).
“Sanksi akan dibawa ke Lypsos, mandi ODG, menyuruh mereka membersihkan ruangan,” kata Eri Senin (10/3).
Selain itu, kata Eri, petugas akan membawa remaja yang ditangkap untuk mengunjungi pemakaman publik (TPU). Jadi mereka bisa melakukan sendiri -refleksi.
“Penyembuhan diambil di kuburan, menatap kubur, untuk membuat mereka sadar. Misalnya, jika orang tua mereka meninggal nanti, yang akan merawat mereka,” jelasnya.
Eri mengatakan, sanksi untuk menjalankan ODG di Lypsos Cuperh dan mengunjungi kuburan untuk penulis Perang Sarong, dimaksudkan untuk menyadari bahwa mereka tidak mengulangi tindakan mereka.
Selain itu, politisi PDIP ini juga meminta orang tua untuk memperhatikan anak -anak mereka. Oke, anak -anak ini tidak menghabiskan waktu dengan fajar dengan perang sarung.
“Saya berharap partisipasi masyarakat. Jika tidak ada partisipasi, jangan berharap kota berkembang dan bahagia. Jika hanya tergantung pada TNI, Polri dan pemerintah, itu tidak bisa,” katanya. (FRD/GIL)