
Jakarta, putra Indonesia –
Seorang petugas polisi memberi tahu petugas polisi di Polisi Regional Sumatra Utara (utara Sumatra) tentang tuduhan dugaan penipuan, yang berjumlah 850 juta rupee.
Laporan tersebut disajikan oleh Bripka SS tentang jumlah IPDA RS. Laporan itu mengatakan bahwa Rumah Sakit IPDA menjanjikan Bripka SS untuk menyelesaikan sekolah SIP SIP ketika Anda menekan bahan pelumasan, tetapi gagal.
Laporan Direktorat Investigasi Kriminal Sumatra Utara: STTLP/B/1430/X/2024/SPKT/Laporan Polisi Sumatra Utara dan Polisi di Sumatra Utara Sumatra Propam: SPP2/131/2024/Subbagyananduan. Bripka SS memperkenalkan dua laporan pada 14 Oktober 2024
Bripka SS, Olsen Lumbantobing mengatakan uang itu disediakan dalam dua fase. Pertama, mencapai 600 juta rupee pada bulan Desember 2023.
“Klien saya atas nama Bripka SS tergoda oleh rumah sakit ini, yang mungkin termasuk petugas polisi IPDA pada sekitar tahun 2023,” kata Ulsen Lombantoping, Jumat (21/2). Diadaptasi oleh AFP pada hari Sabtu (22/2).
Kemudian, kedua kalinya diberikan pada bulan April 2024 dan jumlahnya RP. 250 juta. Di mana, RS IPDA kembali ke Bripka SS sehingga gelombang kedua dengan uang tambahan dapat lewat.
“Itu sebabnya saya ditanya di rumah sakit ini, mengapa saya tidak menyelesaikan, ya, itu akan menjadi gelombang kedua, tetapi menambahkan 250 juta rupee, April 2024.”
Ternyata Bripka SS belum melewati gelombang kedua dan uang yang telah disediakan belum dikembalikan, meskipun mereka diminta dengan baik, sehingga membawanya ke dunia hukum.
“Sekarang dapat dilihat bahwa dia tidak lulus, Juni 2024 ditanya bagaimana melakukannya dan kemudian terus kembali, dan setelah Oktober laporan pengaduan disajikan pada tahun 2024 dalam masalah kriminal,” jelasnya.
Olson mengatakan kliennya percaya di rumah sakit IPDA karena mereka berada di generasi yang sama selama petugas yang tidak terganggu dan menurut SIP yang berakhir pada tahun 2022.
“Sekarang para pelaku ini dicurigai sebagai salah satu orang yang diizinkan selama karyawan yang tidak terhubung, dan dia lulus dari inspektur polisi atau tersedu pada tahun 2022, jadi saya pikir dia yakin dia tidak ragu -ragu karena dia berjanji untuk meyakinkan.”
Mencicipi
Sementara itu, bagian profesional dan keamanan Polri mengatakan melalui akun XDIVPROPAM bahwa kasus tersebut masih diselidiki oleh polisi regional di Sumatra utara.
“Divpropam meyakinkan Polisi Nasional bahwa semua bentuk penipuan KKN dan praktik dalam pemilihan pendidikan adalah pelanggaran serius!”
Polisi nasional mengingatkan semua anggotanya untuk selalu mendukung kejujuran dan tidak merayu jalan pintas.
“Mari kita buat prinsip -prinsip yang bersih, transparan, akuntabilitas, dan kemanusiaan dalam proses seleksi apa pun,” katanya.
Baca berita lengkapnya di sini.
(LDY/PT)