
Jakarta, CNN Indonesia –
Binta Pembinan (Babina) Petak tembikar melibatkan butiran petani.
Karena keterlibatan ini, petani diundang untuk menjual tanaman biji -bijian kering (GKP) di bulog, dengan harga rubel ke -500 (HPP).
Implementasi kewajiban ini dijelaskan dalam siaran pers, yang juga dikenal untuk bidang perpanjangan Babinsha dan Kantor (PPL).
Deklarasi ini berjudul “Deklarasi Komitmen Pembelian” diterbitkan oleh Bulog Perum. Petani dalam Surat itu, kelompok kelompok petani (Poktan) kelompok (Poktan) kelompok (Gapoktan) yang ingin menjual biji -bijian mereka harus melakukan identitas seperti nama biji -bijian, alamat, dan kuantitas.
Surat ini juga mencakup lokasi tanaman, termasuk desa, sub-proyek, atau kota di mana tanaman terjadi. Setelah lulus, surat ini harus ditandatangani oleh tim petani dan tim foto, dengan Babins dan PLI, juga telah ditandatangani sebagai pesta.
Sekretaris Bisnis Bulog Arvarudin menjelaskan bahwa pernyataan ini dibuat untuk mencatat kemungkinan panen di berbagai daerah.
Dia mengatakan bahwa Babins dan PPL juga melakukan titik panen untuk memastikan bahwa harga jual tanaman petani sesuai dengan HPP dan tidak jatuh ke harga yang lebih rendah.
“Surat itu mengacu pada koleksi kemungkinan tanaman, karena Babins dan PPL juga berpartisipasi dalam penyelidikan titik panen dan harga jual panen dapat dibeli, karena diserap oleh bulog dengan harga perantara,” kata Arwakhudin.
Selain itu, Arvarin mengatakan bahwa Babins juga memainkan peran dalam bantuan buclog, untuk menemukan mitra pengeringan atau penggilingan, yang dapat diundang untuk bekerja dan mengubah petani bersama. Menurutnya, langkah ini penting untuk biji -bijian, yang masih memiliki kadar air yang tinggi tidak berputar sebelum perawatan.
Arvarindin juga menekankan bahwa Bullogan telah berkolaborasi dengan Angkatan Darat karena optimalisasi biji -bijian dan beras.
Di tingkat regional, ia mengatakan bahwa tentara membantu Babina, yang mengetahui kondisi lapangan untuk membantu para petani menjadi relevan setidaknya 6.500 gosok.
“Dalam surat itu, Babins hanya tahu tentang persetujuan,” katanya.
Pada kesempatan lain, Menteri Departemen Makanan Zulikfi Hasan Alias Zulhas menekankan bahwa keterlibatan Babinsa dalam bulog belum dipantau untuk pembelian biji -bijian kering.
Meskipun dokumen yang termasuk dalam proses pasokan, Zulhas menolak versi elemen TNI yang membutuhkan.
“Seharusnya tidak (disertai Babina). Tetapi pabrik harus membeli Rp6.500, “kata Rabu (5/3), Zulhas, di pasar Baru.
Namun, meskipun melihat surat itu, Zulhas selalu menolak pita Babina, wajib dalam transaksi ini.
“Ya, kamu tidak harus melakukannya,” katanya.
Zulhas kemudian menunjukkan protokol di pabrik PP Sri Lestari, sebagai contoh pembelian sereal dapat terjadi tanpa kendali Babina selama harga yang disepakati sesuai dengan HPP.
“Sekarang, seperti itu, di sini. Pabrik, jika Anda membeli nasi, kami memiliki laporan. Berikut adalah pabrik -pabrik ini, pp Sri Lestari. Di sini (jumlah nasi). Di sini (jumlah nasi).
Menurutnya, selama pembelian dilakukan sesuai dengan HPP, bulog selalu menyerap biji -bijian.
“Jika tidak ada bukti Rp6.500, bulog tidak mau membeli beras,” katanya.
Namun, Zulhak mengakui bahwa dalam kondisi tertentu, Babins dapat disebut jaminan harga, terutama jika ada pelanggaran dalam proses tersebut.
“Tetapi jika Anda membeli rendah (HPP), sebuah yang baik (bisnis) dapat disebut (Babina),” katanya.
(Del / agt)