
Jakarta, CNN Indonesia –
Kementerian Sosial terus mengembangkan kesejahteraan kelompok -kelompok rentan melalui rencana untuk membuat 12 operan dan penciptaan sekolah orang.
Menteri Sosial Saifulla Yusuf menekankan bahwa kedua program ini adalah semacam komitmen untuk memuliakan orang -orang rentan yang membutuhkan perhatian khusus pada Kementerian Sosial.
GUS IPUL tidak hanya menyertakan layanan perlindungan sosial dan rehabilitasi dalam 12 PA, tetapi semua layanan ini termasuk benteng sosial sehingga mereka dapat memberikan efisiensi anggaran yang gratis dan ditemukan.
“Tidak ada yang dikurangi, tetap seperti biasa. Dan sekarang dia bahkan menambahkan layanan seperti terapi, ”kata Jakarta 6/3 pada hari Kamis.
Program ini mencakup 12 anak yang lewat dan rentan, orang -orang cacat, orang tua yang ditinggalkan, masyarakat dengan tingkat pendapatan dan program sosial yang rendah dari bencana alam.
Kemudian, program ini juga ditujukan untuk mereka yang membutuhkan persetujuan swasta, penduduk pelindung, korban kekerasan, korban narkoba dan HIV/AIDS, masalah sosial, wanita yang rentan dan orang miskin.
Gus Ipul mengatakan bahwa orang -orang yang termasuk dalam kategori ke -12 dapat memperoleh akses ke layanan yang disediakan oleh pusat -pusat Kementerian Sosial yang didistribusikan di berbagai wilayah.
Gus Ipul berkata: “Ada perumahan atau perumahan di tengah, kami datang ke rumah Anda.” Katanya.
Gus Ipul menambahkan bahwa penerima manfaat dapat hidup di pusat -pusat untuk menjalani rehabilitasi sosial dan mendapatkan program penguatan.
Selain itu, kemandirian adalah masalah iPul GUS yang serius, terutama untuk komunitas yang menerima bantuan sosial. Dia mengatakan bahwa distribusi bantuan sosial adalah bentuk perlindungan sosial yang diberikan untuk menerima hak -hak mendasar, seperti akses ke makanan dan perawatan kesehatan.
Namun, bantuan ini benar -benar terbatas. Untuk alasan ini, Kementerian Sosial akan menilai dan mendorong keluarga untuk memberi keluarganya program penguatan pembeli.
“Ada satu hal yang kami dorong setiap tahun untuk memahami dan masuk ke program penguatan. Karena itu, mereka tidak merasa nyaman dengan memberikan bantuan. ” Katanya. (Ory/Ory)