
Jakarta, CNN Indonesia –
Telecomm mengatakan dia siap berpartisipasi dalam lelang frekuensi 700 MW dan, jika pemerintah membukanya, 2,6 GHz.
“Kami menunggu pemerintah membuka 700 (MHz) dan 2.6 (GHz). Jika pemerintah benar -benar membuka proses pemilihan, kehendak Tuhan, kami pasti akan dimasukkan dalam 700 dan 2.6,” kata Jakarta, Kamis (27/3) VP Corporate Communications dan Communications Sosial.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Mancomdigi) Matia Hafid meyakinkan bahwa lelang frekuensi akan dilakukan tahun ini di semester kedua, 700 MHz, 1,4 GHz dan 2,6 GHz.
Kemudian, pemilihan dilakukan dengan publikasi Kode Menteri (Permanen).
“Ada beberapa yang lelangnya akan dilelang dalam 1,4 (GHz), 2.6 (GHz) dan 700 MW. Lelang tentu saja berbeda. Tetapi tahun ini semuanya semakin kurang,” kata Jakarta pada hari Jumat (3/21).
Meathia berharap rilis spektrum ini dapat meningkatkan kontak dengan penggunaan teknologi baru di negara ini.
“Karena kami merasa bahwa kami memfasilitasi sejumlah teknologi komunikasi baru, teknologi baru yang baru muncul dan lebih banyak pemain dengan rilis frekuensi ini sehingga kompetisi bisa lebih jelas,” katanya.
Hilangkan frekuensi XL Axiata 900 MW
Saki juga mengomentari 900 MHz yang dirilis XL Axita, yang memengaruhi integrasi dengan Smart Franc. Dia mengatakan partainya akan didiagnosis terlebih dahulu tentang kebutuhan masyarakat.
“Kami pasti akan memiliki diagnosis internal masalah spektrum (900 MHz), kami pasti akan memiliki diagnosis internal mengenai spektrum pertama dan kebutuhan orang lain,” katanya.
Sebelum menggabungkan Kammigi memeriksa XL Axiata dan Smart Fran, yang termasuk penggunaan frekuensi radio. Akibatnya, entitas baru harus kembali ke 2×7.5 MHz, yang ada pada pita frekuensi 900 MW.
Spektrum 900 MW, yang diperlukan, saat ini menggunakan XL Axeta.
(Quarry/Mik)