
Jakarta, CNN Indonesia –
Pemerintah berencana untuk mengimpor 10.000 ton daging kerbau untuk memenuhi tuntutan sebelum Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
“Ini adalah bagian dari strategi untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat saham daging di bawah manajemen pemerintah,” kata Prasetyo Adi dari Departemen Makanan Nasional (Bapanas).
Arif menekankan bahwa program impor telah dibahas dalam pertemuan tentang evaluasi neraca.
“Ya, untuk Ramadhan, ini satu tahun. Jika neraca barang biasanya satu tahun,” katanya.
Arif menjelaskan bahwa total impor daging ruminansia tahun ini telah mencapai 12.000, termasuk daging sapi dan kerbau. Namun, 10.000 ton daging kerbau lainnya adalah kuota terpisah untuk nomor ini.
“Ini 18.000 ton ditambah 10.000 ton,” katanya. “Apa yang bisa kamu katakan.”
Aref mengatakan tujuan pemerintah untuk impor ini adalah untuk mencapainya sesegera mungkin. Namun, itu masih dalam diskusi untuk mereka yang masuk.
“Ini secara pribadi tidak jelas karena kami ingin memiliki harga yang berkelanjutan. Salah satu cara untuk menjaga harga adalah dengan menjaga stok makanan pemerintah,” kata Arif.
Selain itu, ia menekankan bahwa saham daging yang dimiliki negara dijalankan oleh pekerjaan pemerintah, yang merupakan bagian dari upaya intervensi pasar.
“Untuk Buffalo, situasinya diperbaiki,” katanya. “Karena ini adalah intervensi yang akan digunakan pemerintah nanti.”
Menurut asal impor, Arif mengatakan India adalah satu -satunya sumber daging kerbau Indonesia.
“Apakah ada negara lain kecuali India? Tidak ada apa -apa. Saya berwenang oleh Menteri Perdagangan. Nama perdagangan, kami juga harus mendapatkan impor darinya,” jelasnya.
Sementara itu, keputusan akhir tentang impor masih menunggu pertemuan resmi pertemuan berikutnya.
“Di masa depan, jika ada artikel, saya akan memberi tahu Anda,” kata Aref.
(Del/sfr)