
Jakarta, CNN Indonesia –
Perwakilan House XII bermaksud untuk meninjau jumlah 2221 undang -undang tentang minyak dan gas (hukum Migas) setelah pahlawan bahan bakar.
Sejumlah petugas PT Pengk Patra Niaga dicurigai dari dugaan korupsi minyak mentah yang menentukan masalah Kantor Jenderal Tinggi (sebelumnya).
“Menurut pendapat kami, bersama dengan Komite Teman XII saya, sekarang saatnya untuk meninjau hukum minyak dan gas,” kata Wakil Ketua Komisi XII Bambang Haryadi ketika melakukan inspeksi dan pengambilan sampel secara tiba -tiba di pompa bensin (27).
Menurut Bambang, hukum minyak dan gas sangat panjang dan ada banyak bahan sehubungan dengan aturan yang tidak mengimbangi kondisi saat ini. Secara khusus, ini berkaitan dengan pengawasan dengan manajer yang membuat bagian yang berbeda, sehingga celah sering membuat penipuan.
Oleh karena itu, DPR menilai bahwa perbaikan harus dilakukan sehingga rantai distribusi bahan bakar di masyarakat tidak terlalu besar dan rapi.
“Beginilah cara kami mempromosikan kejadian ini, sehingga jelas, siapa pengawas pengawasan, yang bertanggung jawab atas aliran, yang bertanggung jawab atas aliran, biarkan jelas, seolah -olah BPP masih tumpang tindih, tetapi masih dikoordinasikan dengan manajer umum.
Bambang mengevaluasi dugaan korupsi dan kontrol bahan bakar yang diselidiki sebagai “lampu hijau” bagi anggota dewan untuk meninjau tinjauan hukum minyak dan gas dalam waktu dekat.
“Saya setuju dengan teman -teman Komisi XII bahwa ini adalah masuknya perubahan dalam tinjauan hukum minyak dan gas,” katanya.
Di pagi hari Bambang tiba -tiba melakukan inspeksi di pompa bensin di Cibubur, Jakarta Timur, yaitu stasiun gas pertamina dan shell, serta mengambil sampel untuk menguji laboratorium. Menteri Sumber Daya Energi dan Mineral Bahlil Lahadalia akan mengumumkan hasil persidangan secara langsung pada hari Jumat (28/2).
“Besok, di pagi hari (dia mengumumkan hasil tes laboratorium). Malam ini, kami berharap itu akan selesai, dia mengatakan menteri akan dibebaskan nanti,” katanya.
Sebelumnya, kantor jenderal maju menyerukan 9 dugaan kontrak dalam navigasi yang diperkenalkan oleh 6 petugas pertamina, dan salah satunya adalah presiden PT Pertamina Patra Niaga Riva Siaan dan 3 lainnya dari sektor swasta.
Dalam hal ini, Riva diduga terletak ketika memperkenalkan 90 minyak mentah, dicatat sebagai Ron 92., menciptakan kerugian status hingga RP193,7 triliun.
(LDY/PT)