
Jakarta, CNN Indonesia –
Setidaknya enam bayi baru lahir meninggal di Gaza, Palestina, karena flu yang berat, menurut Dr. Saeed Saleh, seorang perwakilan medis di Byter Friends Hospital (PFBS) pasien di Gaza, dalam rekaman video pada hari Selasa (25 Februari).
Saleh mengatakan bahwa dalam dua minggu terakhir, delapan bayi telah diperlakukan dengan kesulitan karena pilek, enam dari mereka meninggal kemudian dan meluncurkan Gulf Times.
Rumah sakit menekankan kondisi kehidupan yang mengerikan yang dihadapi Palestina, saat ini tinggal di tenda dan rumah yang dibom, tanpa melindungi suhu beku yang saat ini berada di bawah Timur Tengah.
Perwakilan medis di rumah sakit meminta rekonsiliasi dalam konflik antara pejuang Israel dan Hamas segera menyediakan rumah mobil sebagai perlindungan sementara bagi lebih dari 280.000 keluarga yang kehilangan rumah mereka setelah serangan udara Israel.
Mereka juga membutuhkan bahan bakar untuk memastikan panas dan melindungi anak -anak kecil dari kondisi cuaca buruk.
Israel dan Hamas setuju untuk senjata senjata di Gaza pada 19 Januari untuk mengakhiri konflik yang berlangsung selama hampir 16 bulan dan memungkinkan pembebasan sandera Israel dengan hukuman para tahanan Palestina.
Namun, senjata senjata sangat rapuh karena kedua belah pihak saling menuduh dilanggar. Pekan lalu, Hamas mengancam akan menunda sandera yang direncanakan setelah mengatakan bahwa Israel tertunda untuk memasuki mobil ke daerah yang hancur.
Hamas menyalahkan kematian seorang bayi dalam “politik kriminal” Israel dan menuduh Israel mencegah bantuan kemanusiaan.
Israel tidak segera mengomentari laporan kematian pada bayi baru lahir. Israel berulang kali menyangkal bahwa mereka memiliki bantuan terbatas untuk Gaza.
Pejabat dukungan internasional telah mengkonfirmasi bahwa dukungan telah memasuki Gaza, meskipun ada masalah logistik, tetapi mereka memperingatkan bahwa masih ada lebih banyak bantuan. (WIW)